Selasa, 10 Desember 2024

Konflik Meningkat di Kursk, Cina Desak Ukraina-Rusia Tahan Diri

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Pemerintah Cina mendesak Ukraina dan Rusia untuk menahan diri di tengah ketegangan yang meningkat di wilayah Kursk, yang merupakan lokasi salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Cina mengatakan bahwa Ukraina dan Rusia harus segera meredam situasi agar konflik tidak semakin meluas. Konflik di wilayah Kursk sendiri telah terjadi selama enam hari.

Baca Juga: Warga Korut Melarikan Diri ke Korsel Menerjang Laut Kuning

“Posisi Cina terkait masalah Ukraina konsisten dan jelas. Pihak Cina meminta semua pihak untuk mematuhi tiga prinsip guna meredakan situasi, yaitu tidak memperluas medan perang, tidak meningkatkan eskalasi pertempuran, dan tidak mengobarkan api permusuhan oleh pihak mana pun,” tulis Kemlu Cina melalui Fmprc.gov.cn, Senin (12/8).

Pada malam hari tanggal 5 Agustus lalu, Ukraina mengintensifkan serangan udara dan darat di wilayah Kursk, Rusia. Serangan artileri tersebut juga termasuk serbuan infanteri Ukraina, yang didukung oleh tank dan kendaraan lapis baja.

Baca Juga: Serang Teritorial Rusia, Presiden Ukraina Sebut untuk Memulihkan Keadilan

“Cina akan terus menjaga komunikasi dengan komunitas internasional untuk memainkan peran konstruktif bagi penyelesaian politik krisis,” katanya.

Rusia pun menetapkan situasi darurat di Kursk sekaligus mengevakuasi lebih dari 76.000 penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan ke teritorial Rusia itu bertujuan untuk menegakkan keadilan dalam perang yang telah berlangsung sejak Februari 2022. (bp)

BERITA TERBARU

INFRAME

Aksi Fire Power Demo dalam Latihan Angkasa Yudha 2024

TNI Angkatan Udara (AU) menggelar latihan Angkasa Yudha 2024 "Fire Power Demo" di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Kabupaten Lumajang, (3/12).

EDISI CETAK TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER