Jakarta, IDM – Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menggelar latma ‘Freedom Shield 24’ untuk meningkatkan postur pertahanan kolektif sekaligus kesiapan dalam menghadapi ancaman rudal Korea Utara (Korut).
Dilansir dari Pacom.mil, Rabu (6/3), latihan ini berlangsung hingga 14 Maret mendatang, yang dimulai dengan latihan gabungan antara korps marinir kedua negara. Selain digelar secara langsung, latihan akan melibatkan simulasi komputer dan melalui daring.
Baca Juga: India Beli Rudal Berkemampuan Nuklir Senilai $2,36 Miliar
“Freedom Shield 24 adalah peluang bagus untuk memperkuat aliansi Korsel-AS,” kata Kim Kye Hwan, komandan Korps Marinir Korsel.
Aspek utama dari pelatihan tahun ini yaitu melatih operasi gabungan multi-domain dengan memanfaatkan aset darat, udara, laut untuk melindungi kepentingan keamanan gabungan kedua negara, termasuk mensimulasikan berbagai skenario seperti latihan mendeteksi dan mencegat rudal jelajah Korut.
Baca Juga: Cina Tambah Anggaran Pertahanan Hingga 7,2%
Walaupun digelar tahunan, latihan kali ini menjadi yang pertama sejak Korut menangguhkan perjanjian militer antar-Korea yang dibentuk sejak tahun 2018 pada November lalu. Perjanjian itu dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan kedua negara.
Meski Korut terus melakukan provokasi, otoritas militer Korsel mengatakan Freedom Shield 24 tidak akan digelar di sekitar perbatasan. Namun, tidak menutup kemungkinan pesawat tempur kedua negara akan mengudara di Semenanjung Korea seperti tahun lalu. (bp)
