Jakarta, IDM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya ingin menjalin hubungan dengan pemimpin baru Suriah, usai jatuhnya rezim Bashir al-Assad.
Namun, ia memperingatkan agar pemerintahan baru Suriah tidak membiarkan Iran untuk mendistribusikan senjata ke kelompok proksinya melalui negara tersebut.
Baca Juga: Usai Rezim Assad Jatuh, PM Baru Suriah Serukan Stabilitas
“Kami ingin memiliki hubungan dengan rezim baru di Suriah. Namun, jika rezim ini mengizinkan Iran untuk membangun dirinya di Suriah, atau mengizinkan transfer senjata Iran atau senjata lainnya ke Hizbullah, atau jika ia menyerang kami, kami akan menanggapi dengan tegas. Kami akan menuntut harga yang mahal,” kata Netanyahu melalui platform X, Rabu (11/12).
“Apa yang terjadi pada rezim sebelumnya akan terjadi pada rezim ini,” sambungnya, seraya memperingatkan bahwa Israel tidak berniat mencampuri urusan dalam negeri Suriah tetapi akan melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan keamanan Israel.
Baca Juga: Rusia Sebut Hampir Capai Tujuan Strategis dalam Konflik Ukraina
Ia juga mengkonfirmasi bahwa Israel telah melakukan serangkaian serangan udara ke beberapa fasilitas strategis milik militer Suriah. Sebelumnya, Israel dilaporkan menyerang markas tentara di pelabuhan militer Latakia dan menghancurkan sekitar 10 kapal angkatan laut.
“Saya menyetujui pengeboman oleh angkatan udara terhadap kemampuan militer strategis yang ditinggalkan oleh militer Suriah agar tidak jatuh ke tangan para jihadis,” ungkapnya. (bp)