Jakarta, IDM – Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka menggelar latihan yang melibatkan ribuan tentara sekaligus menggunakan sistem rudal balistik antarbenua Yars. Latihan ini dinilai sebagai bentuk unjuk kekuatan nuklir setelah memilih mundur dari perjanjian New START dengan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Kamis (30/3), latihan ini merupakan bagian dari rencana memperkuat pertahanan militer dan menjadikan rudal Yars sebagai senjata nuklir utama Rusia. Yars adalah rudal balistik nuklir antarbenua dengan jangkauan sekitar 12.000 kilometer.
“Secara total, lebih dari 3.000 personel militer dan sekitar 300 peralatan militer terlibat dalam latihan tersebut,” ujar Kementerian Pertahanan Rusia.
Selama latihan itu digelar, rudal Yars yang dibawa menggunakan truk akan melakukan manuver di tiga wilayah Rusia, salah satunya di Siberia Timur. Nantinya, pasukan Rusia akan diuji kemampuan pengerahan senjata mereka akan tersembunyi dari pantauan satelit asing atau satelit intelijen lainnya.
Baca Juga: Akan Undang Xi Jinping ke Ukraina, Zelensky: Saya Ingin Berbicara Dengannya
“Rudal strategis akan terlibat serangkaian latihan untuk mampu berkamuflase dan melawan sistem pengintaian udara modern, yang bekerja sama dengan unit Pasukan Dirgantara,” jelasnya.
Latihan militer Rusia ini dilakukan beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin berencana menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia, yang berbatasan dengan Ukraina. Putin menyamakan rencananya tersebut dengan langkah AS yang menempatkan senjatanya di Eropa. Menurutnya, Moskow tidak akan mengalihkan kendali senjata ke Belarusia dan akan menghormati kesepakatan nonproliferasi dalam New START yang mengatur pembatasan kepemilikan senjata nuklir. (bp)