Jakarta, IDM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengawasi latihan strategis militer untuk menghadapi serangan nuklir yang melibatkan kapal selam nuklir dan peluncuran rudal balistik, Rabu (26/10). Latihan ini merupakan unjuk kekuatan Rusia di tengah ketegangan terkait tuduhan bom kotor dalam konflik dengan Ukraina.
Dilansir dari Kremlin.ru, Rabu (26/10), Putin mengawasi dari jarak jauh peluncuran rudal balistik antar bernua Yars dan rudal balistik Sineva yang diluncurkan dari wilayah di Kamchatka, Rusia. Latihan militer tersebut diselenggarakan dalam rangka menguji kesiapan militer dalam operasi strategis nuklir sekaligus dirancang untuk mencegah dan mengintimidasi musuh.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu turut mengawasi latihan militer yang disebut sebagai simulasi serangan nuklir besar-besaran untuk membalas serangan musuh. Dimana latihan ini juga melibatkan kapal selam nuklir K-114 Tula serta dua pesawat pembom TU-95MS yang meluncurkan rudal jelajah. Sergei melaporkan bahwa semua tugas telah selesai terlaksana dan semua rudal mengenai target sesuai dengan karakteristik yang diharapkan.
“Sesuai dengan jadwal pelatihan Angkatan Bersenjata Rusia, sebuah latihan diadakan untuk melatih komando dan kontrol Angkatan Bersenjata, termasuk tugas melakukan serangan nuklir besar-besaran oleh kekuatan nuklir sebagai pembalasan atas serangan musuh,” ujar Sergei, dilansir dari Mil.ru, Rabu (26/10).
Baca: Uni Afrika Mediasi Perdamaian Perang Sipil Ethiopia
Manuver strategis nuklir Rusia yang melibatkan komponen darat, laut dan udara merupakan bagian dari latihan reguler yang rutin dilakukan setiap tahun. Latihan ini dilakukan beberapa hari setelah Rusia mengirim pasukan ke Ukraina dan mengklaim bahwa Ukraina berencana untuk menggunakan bom kotor, sebuah bom yang mengandung radioaktif. (bng)
