Jakarta, IDM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant pada Selasa (5/11) malam waktu setempat. Sementara, Amerika Serikat (AS) mengatakan akan terus bekerja sama dengan menhan yang baru.
Melalui platform X, Netanyahu mengumumkan bahwa terdapat “kesenjangan yang signifikan” dan “krisis kepercayaan” dengan Gallant. Posisinya diganti oleh Israel Katz, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
“Di tengah perang, lebih dari sebelumnya, kepercayaan penuh dibutuhkan antara perdana menteri dan menteri pertahanan,” kata Netanyahu.
Baca Juga:Â Jumlah Korban Tewas di Lebanon Capai 3000 Orang
“Sayangnya, meskipun pada bulan-bulan pertama kampanye terdapat kepercayaan seperti itu dan ada pekerjaan yang sangat membuahkan hasil, selama bulan-bulan terakhir kepercayaan ini retak antara saya dan menteri pertahanan,” sambungnya.
Melansir CNN, Rabu (6/11), Yoav Gallant mengatakan bahwa pemecatannya merupakan hasil dari perselisihan mengenai tiga hal yaitu masalah dinas militer ultra-Ortodoks, penelantaran sandera di Gaza, dan perlunya penyelidikan resmi atas serangan Hamas pada 7 Oktober.
“Kita akan bekerja sama untuk memajukan sistem keamanan menuju kemenangan melawan musuh-musuh kita dan mencapai tujuan perang: mengembalikan semua korban penculikan sebagai misi yang paling penting, menghancurkan Hamas di Gaza, mengalahkan Hizbullah di Lebanon, menahan agresi Iran dan mengembalikan penduduk utara dan selatan ke rumah mereka dengan aman,” tulis Katz melalui platform X.
Baca Juga: Korsel Sebut Lebih Dari 10.000 Tentara Korut Berada di Rusia
Menanggapi pergantian menhan tersebut, juru bicara Kemhan AS Patrick Ryder menyebut Gallant telah menjadi “mitra tepercaya,” dan akan terus bekerja sama erat dengan menhan Israel berikutnya.
“Komitmen Amerika terhadap keamanan Israel tetap kuat dan Kemhan AS akan terus bekerja sama erat dengan Menteri Pertahanan Israel berikutnya,” kata Ryder melansir Reuters.(bp)