Jakarta, IDM โ Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan bahwa pergerakan staff kemanusiaan untuk membantu masyarakat di Gaza sangat dibatasi karena operasi militer Israel meningkat. Ratusan ribu warga Palestina kembali mengungsi walaupun “tidak ada tempat yang aman untuk dituju”.
“Badan Kemanusiaan PBB (OCHA) memperingatkan bahwa operasi kemanusiaan terus terhambat oleh pembatasan pergerakan yang ketat di dalam Gaza, serta aktivitas dan serangan militer Israel membahayakan keselamatan pekerja bantuan dan tempat mereka,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, melansir AA, Jumat (2/5).
Baca Juga: Bantu Rusia Bertempur, Korsel: Sekitar 600 Tentara Korut Tewas
“Serangan baru-baru ini dilaporkan menghantam bangunan tempat tinggal, yang semakin memperparah penampungan orang-orang yang mengungsi, terutama di Rafah dan Kota Gaza bagian timur,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia melaporkan pihaknya memperkirakan warga Palestina yang mengungsi bertambah sekitar 423.000 orang. Namun, situasi yang buruk menyebabkan tidak ada tempat yang aman untuk dituju di Gaza.
Sebagian besar komoditas krusial seperti air dan obat-obatan pun tidak tersedia.
Baca Juga: Rusia Sebut Perdamaian dengan Ukraina Tidak Mudah Diwujudkan
Dujarric menekankan, dampaknya paling dirasakan oleh anak-anak. “Mitra kami, yang bekerja untuk memberikan dukungan perlindungan anak, memperingatkan bahwa anak-anak, yang merupakan setengah dari populasi Gaza, menghadapi tingkat trauma yang meningkat,” ujarnya.
Adapun, Israel telah menutup akses menuju Gaza sejak 2 Maret lalu. Sehingga, memblokir masuknya keperluan mendasar, yang memperburuk kelaparan di wilayah tersebut. Kementrian Kesehatan Gaza menyebut lebih dari 52.400 warga Palestina tewas akibat konflik sejak Oktober 2023. (bp)