Jakarta, IDM – Pasukan perdamaian NATO khusus untuk Kosovo atau KFOR, hingga kini terus siap siaga menjaga keamanan dengan patroli secara reguler di perbatasan antara Kosovo dan Serbia, usai pecahnya kerusuhan pada bulan Mei lalu.
Dilansir dari AA, Kamis (21/12), puluhan pasukan KFOR yang terdiri dari beberapa negara anggota NATO berpatroli di daerah perbatasan dekat Kota Zvecan dan Zubin Potok, tempat sebagian besar warga Serbia bermukim di Kosovo utara. Selain di darat, mereka juga melakukan patroli di perbatasan Danau Ujman.
Baca Juga: Presiden Rusia Sebut Siap Diskusi dengan Ukraina
Guglielmino Esercito, komandan yang bertanggung jawab atas unit KFOR dari Italia, mengatakan tujuan patroli itu adalah memastikan lingkungan yang aman dan kebebasan bergerak bagi semua orang di Kosovo.
“Kami diperlengkapi dan dilatih dengan baik, sehingga fleksibilitas yang kami miliki memungkinkan kami menghadapi segala macam tantangan di bidang operasional, sehingga KFOR siap menghadapi segala macam tantangan,” kata Esercito.
KFOR meningkatkan postur kekuatan dan patroli usai bentrokan terjadi di Kosovo utara yang berbatasan dengan Serbia. Baku tembak sempat terjadi setelah kelompok demonstran melepaskan tembakan ke arah polisi, menyebabkan seorang petugas tewas dan satu lainnya terluka.
Baca Juga: Konflik Memanas, 19.667 Warga Palestina Tewas di Gaza
Bentrokan ini dipicu oleh aksi boikot pemilu lokal di empat kotamadya yaitu Zvecan, Zubin Potok, Leposavic dan Mitrovica Utara, bagian utara Kosovo. Sekitar 50.000 orang Serbia yang tinggal di empat kotamadya di Kosovo utara itu menolak hasil pemungutan suara pemilihan walikota terbaru sebagai protes atas tuntutan mereka terkait hak otonomi tidak dipenuhi.
Saat ini KFOR memiliki sekitar 4.500 tentara yang terdiri dari 27 negara dan mitra NATO. Di antara puluhan negara itu, Turki memiliki kontingen terbesar kedua di KFOR, mengerahkan sekitar 780 tentara. (bp)
