Jakarta, IDM – TNI AL melaksanakan konsultasi dengan Bank Indonesia (BI) terkait dana hibah nonbudgeter luar negeri untuk dimanfaatkan sebagai alternatif pendanaan yang dibutuhkan dalam memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Dalam pertemuan konsultasi yang dilakukan di Jakarta, Senin (30/1), TNI AL diwakili oleh Koordinator Staf Ahli Kasal (Koorsahli) Laksamana Muda TNI Tunggul Suropati, didampingi oleh Kasubdis Garbia Diskual itu diterima oleh Direktur Departemen Jasa Perbankan, Perizinan dan Operasional Tresuri Bank Indonesia Eki Rahman.
Menurut Tunggul, upaya memodernisasi alutsista di lingkungan TNI AL terus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan demi terwujudnya kekuatan pertahanan negara yang ideal.
“TNI AL membutuhkan pendanaan dalam jumlah besar untuk membangun kekuatannya. Sementara anggaran pertahanan yang disediakan negara melalui APBN setiap tahun masih sangat terbatas,” jelas Tunggul dikutip dari laman TNI AL, Selasa (31/1).
Anggaran pertahanan yang dikucurkan dari APBN itu telah dialokasikan untuk pengadaan, pemeliharaan, perawatan, peningkatan, sarana dan prasarana, dukungan alutsista hingga pemenuhan minimum essensial forces (MEF) secara bertahap.
Baca: Wamenhan Pimpin Rakor Tindak Lanjut Program Pengembangan Pesawat KF-21
“Oleh karenanya TNI AL perlu menggali berbagai sumber pendanaan, termasuk penerimaan dana-dana hibah non budgeter yang berasal dari luar negeri,” tuturnya.
Sementara itu, Eki mengatakan sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, BI bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan perbankan sekaligus menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia.
“Termasuk di dalamnya berbagai transaksi yang mungkin diperlukan dalam pengadaan alutsista TNI,” kata dia. (at)