Jakarta, IDM – TNI Angkatan Udara (TNI AU) membahas perkembangan pengadaan beragam alat utama sistem persenjataan (alutsista) beserta infrastruktur yang diproyeksi akan menambah kekuatan mereka.
Perkembangan pengadaan alutsista itu dibahas dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono di ruang rapat KSAU, Mabesau, Cilangkap, Jakarta, Rabu (22/5).
Baca Juga: Marinir Perluas Pencarian Korban Banjir Bandang di Tanah Datar Sumbar
Rapat digelar selama tiga hari, sejak 20 hingga 22 Mei 2024 dengan turut dihadiri oleh sejumlah pejabat TNI AU di antaranya Wakil KSAU Marsdya TNI Andyawan Martono P; Pangkoopsudnas Marsdya TNI Tedi Rizalihadi S; Koorsahli KSAU; Irjenau; para Asisten KSAU; Pangkoopsud I; Kapusalpalhan Baranahan Kemhan RI; serta Dirlat Kodiklatau.
Melansir keterangan TNI AU yang dikutip Jumat (24/5), masing-masing satuan tugas (Satgas) pengadaan TNI AU melaporkan perkembangan mengenai pengadaan pesawat tempur Rafale; pesawat tanker MRTT; radar; upgrade atau OH Sukhoi 27/30; UCAV-4 dan UCAV ANKA dalam rapat tersebut.
Membahas mengenai pesawat tempur Rafale, unit pertama dikabarkan akan tiba di Indonesia pada tahun 2026. Secara umum, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI telah memesan sebanyak 42 unit pesawat buatan Dassault Aviation itu untuk memperkokoh kekuatan TNI AU.
Baca Juga: Kerahkan Pesawat F-16 dan F-18, TNI AU-TUDM Gelar Patroli Terkoordinasi di Perairan Selat Malaka
“Rafale merupakan pesawat tempur canggih generasi 4.5 yang menjadi salah satu pesawat andalan negara-negara anggota NATO. Rafale termasuk dalam kategori pesawat omnirole sehingga mampu melakukan berbagai jenis misi, mulai dari superioritas udara dan pertahanan udara; dukungan udara jarak dekat; serangan in-depth; pengintaian udara; dan serangan anti-kapal,” tulis Kemhan RI dikutip dari laman resminya.
Alutsista lainnya yang dibeli Kemhan adalah 12 unit pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) ANKA yang diproduksi Turkish Aerospace, Turki. Berdasarkan keterangan resmi Kemhan yang dirilis pada Selasa (18/7/2023), proses pembelian drone tersebut ditandai dengan adanya penandatangan kontrak dengan Turkish Aerospace pada tanggal 3 Februari 2023. Pengiriman akan dilakukan 32 bulan setelah kontrak berlaku. (yas)