Jakarta, IDM – Pangkoarmada RI Laksamana Madya Denih Hendrata menegaskan latihan militer bersama perdana dengan Angkatan Laut Rusia menunjukkan sikap netralitas politik Indonesia di kawasan.
Netralitas itu menggarisbawahi kebijakan politik luar negeri Indonesia ‘bebas dan aktif’ yang telah menjadi ciri khas sejak kemerdekaan.
“Pengaruh kerjasama TNI AL dengan Rusia di kawasan itu, bagi kita justru malah ingin menunjukkan kita tidak berpihak dengan siapapun,” tegas Denih di Surabaya, Senin (4/11).
Baca Juga:Â Prajurit Para Raider 323 Berlatih Musik dengan Para Pemuda Kampung Kago
Dia menekankan, meskipun TNI AL terlibat dalam latihan bilateral dengan sejumlah negara besar dari barat dan timur, posisi Indonesia secara konsisten menolak aliansi atau blok militer formal manapun.
“Kita banyak kawan untuk mendukung netralitas sebagai bangsa yang memiliki konsep politik bebas aktif. Jadi, kalau misalkan mau dibedakan antara barat dan timur, kita tidak ada masalah. Dua-duanya kawan,” kata Denih.
Denih menyebut latihan bersama (latma) Orruda 2024 merupakan wujud dari meningkatnya hubungan baik antarkedua negara. Terlebih, Rusia dinilai memiliki rasa hormat yang tinggi kepada Indonesia, khususnya TNI AL dengan turut berpatisipasi mengirimkan kapal-kapal perangnya untuk terlibat dalam latihan.
Baca Juga:Â Latihan AYU 2024, KSAU: TNI AU Uji Kesiapan Operasi dalam Melindungi IKN dan Objek Vital Nasional
“Ini bentuk kegiatan diplomasi, kita bisa bekerja sama dengan Rusia dan tentu ini akan menjadi sebuah agenda kegiatan rutin. Diharapkan demikian,” ujarnya.
Sementara Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Sergey Tolchenov mengatakan penyelenggaraan Orruda sebagai latihan maritim berskala besar ini bertujuan memastikan keamanan dan stabilitas di kawasan.
“Ini peristiwa penting dan merupakan bukti angkatan laut kedua negara siap meningkatkan saling pengertian, percaya, dan kerja sama di berbagai bidang. Saya yakin, latihan ini akan menjadi kontribusi sangat besar untuk memastikan keamanan dan stabilitas di kawasan,” kata Sergey.
Adapun TNI AL dan Angkatan Laut Rusia dijadwalkan menjalani latma Orruda selama 5 hari, yakni pada 4-8 November yang dilaksanakan di wilayah Koarmada II, Surabaya. Latihan akan terbagi atas dua tahapan (phase), yaitu tahap pangkalan (harbor phase) dan tahap laut (sea phase).
Baca Juga: Rusia: Latma Orruda Bukan untuk Lawan ‘Negara Besar’ di Kawasan
Latihan bersama ini bertujuan menyamakan persepsi antara TNI AL dan Angkatan Laut Rusia dalam rangka persiapan boarding exercise dan cross deck landing. Para prajurit juga saling berbagi pengetahuan dan pengalaman teknik terbaik untuk meningkatkan keterampilan tim VBSS (Visit, Board, Search, and Seizure) serta pilot dan kru helikopter.
Adapun dalam latma Orruda, TNI AL menurunkan kapal perang jenis fregat dan korvet, yakni KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Frans Kaisiepo-368. Selain kapal perang, TNI AL juga mengerahkan helikopter AS565 MBe HS-1306.
Sedangkan Angkatan Laut Rusia mengirimkan tiga kapal perang jenis korvet dari Armada Pasifik, seperti RFS Rezkiy, RFS Gromky, dan RFS Aldar Tsydenzhapov serta kapal tanker berukuran sedang RFS Pechenga. Tak hanya itu, Rusia membawa helikopter KA-27 dan kapal tunda penyelamat (tug salvage) Alatau. (at)