Jakarta, IDM – KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 dan personel satuan tugas (satgas) port visit 2024 menggelar latihan VBSS (visit, board, search and seizure) saat melintasi perairan Fiji, Kamis (31/10).
Komandan KRI Wahidin Kolonel Laut (P) Edi Herdiana menjelaskan personel satgas juga berlatih pertempuran jarak dekat berupa teori dan drill kering penembakan transisi serta drill peran kebocoran dan peninggalan kapal.
“Pada latihan kali ini prajurit KRI Wahidin diberikan materi pertempuran jarak dekat, meliputi combat reload, transisi laras panjang dan pistol, hallway procedure, media infiltrasi dan organisasi tim VBSS,” ujar Edi, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada III, Jumat (1/11).
Baca Juga: Bersenjata Lengkap Jenderal TNI AD Kunjungi Satgas di Mapenduma
Edi mengatakan latihan VBSS ini dilaksanakan dengan kewaspadaan, karena menghadapi medan sesungguhnya dengan tantangan yang berbeda dinilai lebih sulit.
“Selain akan berhadapan dengan lawan sesungguhnya, juga dengan ombak yang tinggi dan kapal asing yang melakukan pelanggaran,” kata Edi.
Baca Juga: Gelar JAFWG, TNI AU-RSAF Bahas Kerja Sama Pertahanan Hingga Leadership Engagament
Setelah dua jam latihan VBSS, prajurit KRI Wahidin dan pesonel satgas menerima materi pengenalan peran kebocoran, di antaranya tentang alat kebocoran, cara penanggulangan, organisasi penyelamatan kapal (PEK). Mereka juga mendapatkan materi dari kepala departemen mesin KRI Wahidin, mengenai peran peninggalan kapal.
“Pada akhir latihan diberikan juga pelatihan tentang penggunaan swim vest yang baik dan benar, pembagian kompartemen, penjelasan pintu pintu kedap yang ada di KRI dan pengorganisasian liferaft,” tuturnya.
Fiji merupakan salah satu dari 4 negara tujuan di wilayah Pasifik Selatan yang akan disinggahi oleh KRI Wahidin untuk membawa misi diplomasi pertahanan dan membawa pesan perdamaian. Keempat negara itu Kepulauan Solomon, Fiji, Vanuatu, dan Papua Nugini.
Baca Juga: Tutup Program TMMD, KSAD: Hasilnya Sudah Sesuai Target
KRI Wahidin akan menempuh pelayaran selama 48 hari, yakni dari 9 Oktober-25 November. Misi pelayaran ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh TNI AL, bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI.
Kapal tersebut membawa 141 awak kapal serta 36 personel staf satgas, terdiri dari penyelam, tim pengamanan, dokter umum dan spesialis hingga pelajar dari Papua.
TNI AL juga menggandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam hal dukungan penyediaan obat-obatan yang nantinya akan diberikan kepada negara-negara yang dikunjungi. (at)