Jakarta, IDM – Delegasi TNI Angkatan Udara (TNI AU), di bawah pimpinan Kepala Staf Koops Udara Nasional (Kaskoopsudnas) Marsda TNI Donald Kasenda, menghadiri the 4th Annual Multilateral Integrated Air and Missile Defense Summit, and Senior International Leader Event – Pacific 2024 (MISSILE-PAC ’24) yang digelar di pangkalan gabungan Pearl Harbour Hickam – Hawaii, Amerika Serikat (AS).
MISSILE-PAC ’24 diselenggarakan sejak 3 hingga 6 Desember 2024 dan diikuti oleh sebanyak 12 negara, di antaranya Australia, Amerika Serikat, Filipina, Indonesia, Inggris, India, Jepang, Kanada, Malaysia, Prancis, dan Thailand. Kegiatan tahunan tersebut memiliki agenda utama untuk membahas strategi pertahanan udara, khususnya Missile Defense.
Baca Juga: Pangkostrad Letjen TNI Mohomad Hasan Dimutasi Jabat Dankodiklad
“Dalam summit ini, delegasi TNI AU juga diundang menghadiri jamuan makan malam resmi bersama seluruh peserta dan upacara peringatan saat mempertahankan Pearl Harbor pada penyerangan 7 Desember 1941 (remembrance ceremony for the coast artillery),” tulis Penerangan Koopsudnas dalam keterangan resminya yang dikutip Senin (9/12).
Dengan keikutsertaan delegasi TNI AU dalam kegiatan ini diharapkan dapat menambah jalinan kerja sama dengan negara-negara sahabat dalam hal pertahanan udara dan membangun sistem pertahanan udara yang lebih kuat di masa depan.
Pada penyelenggaraan tahun ini, peserta MISSILE-PAC ’24 berasal dari berbagai kalangan, mulai dari personel angkatan udara, angkatan darat, angkatan laut, hingga kalangan sipil profesional. Mereka dapat mengikuti beragam diskusi panel serta presentasi yang mengangkat topik-topik berbeda, seperti interoperabilitas penggunaan alutsista dan sistem pertahanan udara, termasuk misil dari negara-negara yang berada di kawasan Indo-Pasifik.
Baca Juga: Gelar Advance Investigator Workshop 2024, TNI AU Tingkatkan Kapabilitas Investigasi Keselamatan
Pembahasan lainnya yang disoroti pada MISSILE-PAC ’24 yakni cara mengatasi ancaman wahana udara di masa depan, seperti counter UAS (Unmanned Aerial System) yang akhir-akhir ini banyak digunakan dalam perang di wilayah Timur Tengah dan Ukraina.
“Selain itu, diskusi juga menghadirkan pengetahuan sistem deteksi akustik untuk mendeteksi drone serbu yang digunakan di perang Ukraina, yang merupakan aplikasi terbaru sebagai sensor selain radar early warning dalam mendeteksi ancaman dari wahana udara dengan teknologi yang semakin berkembang, kreatif, efektif dan lebih akurat,” pungkas Penerangan Koopsudnas. (yas)