Jakarta, IDM – Hamas mengatakan kepada para mediator bahwa mereka tidak akan menyepakati perundingan damai selama Israel masih melakukan agresi. Namun, mereka siap untuk “perjanjian penuh” termasuk pertukaran tawanan jika Israel berkomitmen menghentikan perang.
Perundingan yang dimediasi oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat itu telah berulang kali terhenti karena Israel dan Hamas saling menyalahkan atas tidak adanya progres menuju perdamaian.
Baca Juga: Ukraina Klaim Tembak Jatuh Puluhan Drone dan Rudal Rusia dalam Semalam
Dilansir dari Al Jazeera, Jumat (31/5), pernyataan terbaru Hamas itu muncul ketika Israel terus melancarkan serangan terhadap kota Rafah di Gaza bagian selatan, meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan tersebut.
“Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak akan menerima untuk menjadi bagian dari kebijakan ini dengan melanjutkan perundingan (gencatan senjata) mengingat agresi, pengepungan, kelaparan dan genosida terhadap rakyat kami,” bunyi pernyataan Hamas.
Baca Juga: AS Klaim Hancurkan Aset Militer Houthi di Yaman
“Hari ini, kami memberi tahu para mediator mengenai posisi kami yang jelas bahwa jika pendudukan menghentikan perang dan agresi terhadap rakyat kami di Gaza, kesiapan kami adalah mencapai kesepakatan lengkap yang mencakup kesepakatan pertukaran komprehensif,” tambahnya.
Dalam pernyataan sebelumnya, Hamas berulang kali menekankan pihaknya tidak akan menerima kesepakatan yang tidak menjamin gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan pemulangan keluarga pengungsi ke rumah mereka tanpa hambatan. (bp)