Jakarta, IDM – Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menilai keputusan Barat yang terus memasok persenjataan ke Ukraina telah menyeret NATO ke dalam konflik tersebut. Keterlibatan NATO ini dapat meningkatkan eskalasi konflik yang tidak terduga.
“AS dan sekutunya berusaha untuk memperpanjang konflik selama mungkin. Mereka mulai memasok senjata berat, secara terbuka mendesak Ukraina untuk merebut wilayah kami. Faktanya, langkah-langkah tersebut menyeret negara-negara NATO ke dalam konflik dan dapat menyebabkan tingkat eskalasi yang tidak dapat diprediksi,” ujar Shoigu dalam konferensi pers dilansir Reuters, Rabu (8/2).
Dalam pernyataannya, Shoigu menyebut ‘wilayah kami’ yang merujuk pada empat wilayah yang sudah dianeksasi Rusia yaitu Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia. Berdasarkan referendum yang dilakukan tahun lalu, Rusia mengklaim bahwa sebanyak 98 persen pemilih setuju untuk bergabung. Meskipun begitu, Ukraina dan Amerika Serikat (AS) menolak hasilnya dan menilai Rusia telah memanipulasi proses pemungutan suara.
Baca: AS Tidak Akan Mengembalikan Puing-Puing Balon Pengintai ke Cina
Setelah wilayah di bagian timur dan selatan dianeksasi, Ukraina mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO. Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Rezkinov pun mengklaim bahwa secara de facto negaranya sudah menjadi anggota aliansi pertahanan tersebut. Menurutnya, bantuan persenjataan dari AS dan negara sekutu, menunjukkan bahwa negaranya juga merupakan bagian penting bagi NATO. (bp)