Jakarta, IDM – Para perwira tinggi militer di Gabon mengumumkan pihaknya telah melakukan kudeta dan menempatkan Presiden Ali Bongo sebagai tahanan rumah. Mereka pun menolak hasil pemilihan umum (pemilu) terpilihnya Bongo untuk periode ketiga, dengan alasan kurangnya kredibilitas.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (1/9), suasana Ibu kota Gabon, Libreville menjadi ricuh dan terdengar suara tembakan setelah komite pemilu negara Afrika Tengah itu mengumumkan bahwa Presiden Bongo (64) memenangkan pemilu dengan perolehan suara sebanyak 64,27% pada beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Â Burkina Faso Pererat Kerja Sama Militer dengan Rusia
Dalam sebuah televisi nasional, junta militer itu pun mengumumkan pemimpin transisi pengganti Bongo yaitu Jenderal Brice Oligui Nguema, mantan kepala pengawal presiden. Karena kepemimpinannya yang korup, warga turut antusias dengan pelengseran Bongo.
“Saya melakukan unjuk rasa hari ini karena saya gembira. Setelah hampir 60 tahun, Bongo kehilangan kekuasaannya,” kata Jules Lebigui, seorang pengangguran berusia 27 tahun yang bergabung dengan massa di Libreville.
Baca Juga:Â Kemhan Cina Sebut Akan Menindak Setiap Pejabat yang Korup
Sementara itu, Bongo mengajukan banding melalui pernyataan video kepada sekutu asing sambil menjadi tahanan di rumahnya. Dia mengaku dia tidak tahu apa yang terjadi.
Bongo telah menjadi presiden sejak tahun 2009, menggantikam posisi ayahnya, Omar, yang memerintah sejak tahun 1967. Para penentangnya menyebut keluarga Bongo tidak membagi kekayaan yang diperoleh dari hasil minyak dan pertambangan Gabon kepada 2,3 juta penduduknya. (bp)