Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol telah menerima pengunduran diri Menteri Pertahanan (Menhan) Kim Yong-hyun dan menunjuk Duta Besar untuk Arab Saudi Choi Byung-hyuk untuk menggantikannya.
Deklarasi darurat militer Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol pada Selasa (3/12) malam memicu penolakan baik dari kabinetnya sendiri maupun masyarakat sipil karena menorehkan sejarah kelam.
Profesor ilmu politik Robert Kelly dari Universitas Nasional Pusan, Korea Selatan (Korsel) menilai bahwa darurat militer yang dideklarasikan oleh Presiden Yoon Suk Yeol merupakan tindakan yang didasarkan atas alasan tidak masuk akal dan merupakan bentuk Coup d'Etat atau kudeta.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol telah secara resmi mencabut darurat militer dalam rapat kabinet pada Rabu (4/12) pagi waktu setempat, enam jam setelah ia memberlakukan aturan tersebut.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa negaranya siap bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) untuk membalas jika Korea Utara (Korut) melakukan serangan nuklir.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa pengerahan pasukan Korut di Rusia menimbulkan ancaman keamanan bagi negaranya dan masyarakat global.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa pihaknya dapat mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Ukraina, tergantung pada sejauh mana kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara (Korut).
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol memperingatkan bahwa kerja sama militer dan perdagangan senjata antara Korea Utara (Korut) dan Rusia merupakan ancaman bagi perdamaian global yang tidak boleh dibiarkan.
Korea Selatan (Korsel) menangguhkan sebagian dari perjanjian militer antar-Korea yang dibentuk tahun 2018. Hal itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran satelit pengintai militer Korea Utara (Korut) pada beberapa waktu lalu.
Korea Selatan (Korsel) memamerkan berbagai macam alutsista dalam parade militer memperingati Hari Angkatan Bersenjata ke-75. Parade itu merupakan yang pertama kali digelar dalam satu dekade terakhir, di tengah hubungan bilateral yang memanas dengan Korea Utara (Korut).
Korea Utara (Korut) mengecam Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol karena telah mengkritik hubungan kerja sama mereka dengan Rusia usai kunjungan Presiden Kim Jong Un. Korut menegaskan, hubungan keduanya merupakan hal wajar bagi negara bertetangga.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengkritik pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong Un, yang diduga membicarakan kemungkinan kerja sama jual beli alutsista. Menurut Yeol, kesepakatan itu akan menjadi "provokasi langsung" terhadap negaranya dan Ukraina.
Amerika Serikat (AS) bersama Korea Selatan (Korsel) dan Jepang sepakat untuk memperkuat kerja sama militer usai melakukan pertemuan di Camp David, Maryland pada beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu pula, mereka mengecam tindakan "berbahaya dan agresif Cina" di Laut Cina Selatan.
Pemerintah Yoon Suk Yeol telah mempercepat upaya agar sistem anti rudal Amerika Serikat (AS) dapat ditempatkan di Korea Selatan (Korsel) secara permanen.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menyerukan kerja sama internasional untuk menekan program pengembangan rudal nuklir Korea Utara (Korut). Kerja sama tersebut dapat berupa sanksi ekonomi yang diperbanyak agar menghambat pembiayaan Korut untuk mencapai ambisi nuklirnya.