Jakarta, IDM – Sebanyak 12 perwakilan personel badan keamanan laut (Bakamla) menghadiri kegiatan lokakarya persiapan Operasi Gannet-8 di Jakarta, Rabu (8/5).
Mengutip keterangan Humas Bakamla, Operasi Gannet-8 adalah patroli terkoordinasi rutin yang dilaksanakan oleh Bakamla RI, KKP, dan Australia Border Force (ABF) dalam menjaga keamanan dan keselamatan maritim di wilayah perairan perbatasan Indonesia dan Australia.
Baca Juga: KRI Diponegoro dan Militer Lebanon Gelar Simulasi Evakuasi Korban Perang
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu dimulai dengan penyampaian materi terkait operasi penegakan hukum yang disampaikan oleh Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS), Stuart Kaye dan Chris Rahman. Adapun ‘UNCLOS, kewenangan negara bendera dan pengejaran seketika (hot pursuit) dalam kebijakan operasi penegakan hukum’ menjadi tema paparan tersebut.
Setelah penyampaian informasi, semua peserta, termasuk personel dari unit Bakamla dibagi menjadi beberapa grup untuk membahas sejumlah peristiwa yang sering terjadi dalam pelaksanaan Operasi Gannet-8 terkait illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing dan yurisdiksi bersama.
Baca Juga: Indonesia-India Jajaki Kerja Sama Pembuatan Alpalhankam, Salah Satunya Sistem Pengawasan Bawah Air
“Melanjutkan (diskusi) tema tentang IUU Fishing, dan Mothership Transhipment/Pemindahan muatan dari kapal kecil ke kapal induk,” tulis keterangan tersebut.
Adapun perwakilan unit kerja Bakamla yang terlibat dalam pertemuan tersebut di antaranya Pemantauan Informasi Marabahaya Laut (KPIML), Zona Maritim Timur, Tengah, personel KN Pulau Marore-322. Selain itu, terdapat puluhan perwakilan yang terdiri dari ABF hingga Kedubes Australia. (un)
