Jakarta, IDM – Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengkritik pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong Un, yang diduga membicarakan kemungkinan kerja sama jual beli alutsista. Menurut Yeol, kesepakatan itu akan menjadi “provokasi langsung” terhadap negaranya dan Ukraina.
Dilansir dari The Korea Herald, Kamis (21/9), pernyataan itu diungkapkan saat pertemuan Majelis Umum PBB ke-78 di New York, Amerika Serikat (AS) pada beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Azerbaijan Lakukan ‘Operasi Anti Teroris’ di Wilayah Nagorno-Karabakh
“Kesepakatan antara Rusia dan Korut akan menjadi provokasi langsung yang mengancam perdamaian dan keamanan tidak hanya Korsel tetapi juga Ukraina. Korsel bersama sekutu dan mitranya, tidak akan tinggal diam,” kata Yeol.
Lebih lanjut, Yeol menegaskan agar Rusia tidak lagi berperan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB atas tindakannya di Ukraina. Ia menilai usulannya itu akan mendapat persetujuan dari banyak anggota PBB lainnya.
“Dalam situasi seperti ini, seruan reformasi Dewan Keamanan PBB akan mendapat dukungan luas,” ujarnya.
Baca Juga: Usai Diserang, Militan Armenia Sepakati Gencatan Senjata Dengan Azerbaijan
Pernyataannya tentang reformasi Dewan Keamanan itu menyinggung usulan sebelumnya yang dibuat oleh Presiden AS Joe Biden, yang menyatakan perlunya memasukkan lebih banyak anggota tetap dan tidak tetap.
Dewan Keamanan PBB terdiri dari lima anggota tetap yaitu AS, Rusia, Cina, Prancis, dan Inggris, yang masing-masing memegang hak veto. Sementara selama beberapa tahun ini, banyak negara yang menganjurkan keterwakilan yang lebih luas dan adil dalam dewan tersebut. (bp)