Rabu, 15 Mei 2024

Rusia Klaim Tembak Jatuh 20 Drone Ukraina di Semenanjung Krimea

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengklaim pihaknya telah menembak jatuh 20 drone Ukraina yang diluncurkan di Semenanjung Krimea pada beberapa waktu lalu. Tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Dilansir dari Tass, media pemerintah Rusia, Sabtu (12/8), sebanyak 14 drone berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Rusia. Sementara, enam lainnya dijatuhkan oleh sistem elektronik jamming.

Baca Juga: Serangan Semakin Intens, Ukraina Evakuasi Ribuan Warga Sipil

“Tadi malam, pasukan Rusia telah menggagalkan upaya Kiev untuk melakukan serangan di Semenanjung Krimea menggunakan 20 kendaraan udara tak berawak (drone). Serangan yang digagalkan itu tidak menimbulkan korban atau kerusakan,” bunyi pertanyaan Kemhan Rusia.

Dalam pernyataan terpisah, pejabat pemerintahan di Krimea Sergei Kryuchkov turut mengkonfirmasi adanya serangan drone Ukraina di bagian dekat perbatasan Semenanjung Krimea. Serangan itu menyebabkan lalu lintas di jembatan Krimea, yang menghubungkan Semenanjung Laut Hitam dengan wilayah Krasnodar Rusia, ditangguhkan selama sekitar dua jam.

Baca Juga: PBB: Korut Gencar Kembangkan Senjata Nuklir dan Hindari Sanksi Internasional

Sebelumnya, serangan 25 drone juga menargetkan Krimea pada 30 Juli. Semenanjung Krimea sendiri telah diduduki oleh Rusia sejak 2014, delapan tahun sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke tetangganya pada Februari 2022.

Hingga kini, kedua negara terus melakukan serangan drone khususnya sejak Ukraina meluncurkan drone ke Kremlin pada awal Mei. Tetapi, Ukraina tidak pernah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. (bp)

BERITA TERBARU

INFRAME

Kapal Perang Fregat Belanda “HNLMS Tromp” Bersandar di Dermaga JICT, Tanjung Priok

Kapal Perang Fregat Belanda His Netherlands Majesty's Ship (HNLMS) Tromp F803 bersandar di Pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu, (15/5). Kapal tersebut telah berlayar sejak awal Maret, mengelilingi dunia selama enam bulan dalam operasi Pacific Archer.

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER