Senin, 20 Mei 2024

Sertu Nina, Sosok Penerjun Kowal Marinir di HUT Ke-78 TNI

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Empat penerjun Korps Wanita TNI AL (Kowal) turut beraksi dalam acara puncak HUT ke-78 TNI, Jakarta, Kamis (5/10). Salah satu dari prajurit Kowal yang unjuk kemampuan terjun free fall tersebut ialah Sertu TTU/W Nina Puji Safitri.

Melayang di atas langit Monas dari ketinggian ribuan kaki, Nina beserta ketiga Kowal lainnya itu berhasil memukau para tamu undangan dan masyarakat saat menjejakan kaki di zona pendaratan di tengah lapangan Silang Monas.

Nina sangat bangga dan mencintai profesi sebagai penerjun. Kowal yang berdinas di Pasmar I Jakarta ini mengaku mendalami terjun free fall sejak 2019 lalu dengan menjalani pendidikan terlebih dahulu selama dua bulan di Surabaya.

Baca Juga: Jokowi Minta TNI Jaga Kedamaian Jelang Pilpres 2024

“Kita ikut pendidikan dulu kalau mau terjun. Setelah itu, ikut latihan di Denjaka, Taifib, dan Kopaska,” ungkap Nina kepada Indonesia Defense Magazine, usai sukses terjun free fall.

Setelah matang dari pendidikan dan latihan yang rutin dilakukan bersama ketiga pasukan khusus TNI AL tersebut, barulah Nina dapat dilibatkan untuk ikut terjun free fall ketika ada event atau demonstrasi penerjun.

“Biasanya ada perintah dari tiap matra untuk mewakili ikut demonstrasi, baik itu event HUT atau lainnya,” kata Nina.

Menjadi penerjun tidaklah mudah. Justru, hal ini menantang Nina untuk menggelutinya. Ia terinspirasi dari para seniornya yang menjadi penerjun. Menurutnya, hal itu tidak biasa dan sangat indah ketika mereka melayang di langit hingga mendarat sempurna.

Baca Juga: HUT Ke-78 TNI, Jokowi Tekankan Skala Prioritas Belanja Alutsista: APBN Terbatas

“Saya liat para senior saya, jadi penerjun itu menantang, sesuatu yang tidak biasa. Orang umumnya melihat ketika penerjun turun dari langit, itu indah banget. Dari situ hati saya tergerak untuk ikut,” ungkapnya.

Sertu TTU/W Nina Puji Safitri.
Penerjun melakukan pendaratan usai atraksi di atas langit Monas pada puncak HUT ke-78 TNI. (IDM/Faisal Ramadhan)

Menjadi penerjun yang lihai seperti ini merupakan perjalanan yang tidak mudah bagi Nina. Menurutnya, kejelian melihat situasi saat di atas langit mutlak dikuasai oleh setiap individu. Jika tidak, hal tersebut dapat membahayakan diri sendiri dan penerjun lainnya.

“Kesulitan demonstrasi itu, biasanya penerjun yang keluar dari pesawat itu sangat banyak. Kita harus bisa lihat kanan, kiri hingga bawah, agar tidak saling kena,” ujar Nina.

Selain itu, lanjutnya, penerjun harus stand by altimeter untuk mengatur ketinggian. Hal ini diperlukan dalam menghitung ketinggian ketika ingin mencabut parasut saat menjelang pendaratan.

Baca Juga: Momen KSAD Cek Isi Dompet Babinsa, Hasilnya?

“Kita juga harus lihat ketinggian, kira-kira sampai ngga di depan (titik pendaratan), terlebih kalau tiba-tiba ada angin, kita harus perhitungkan bagaimana beloknya nanti,” tuturnya.

Meski sudah menguasai terjun free fall, Nina mengaku masih ingin mematangkan kemampuannya dengan berbagai latihan untuk bekal jika sewaktu-waktu dirinya kembali mengikuti kejuaraan. Terakhir, Nina mengikuti seleksi Olimpiade Militer Dunia (CISM) di Jakarta, pada 2019 lalu.

Setelah itu, Nina sempat vakum dari terjun free fall karena dirinya berangkat sebagai satgas pasukan penjaga perdamaian di Kongo, Afrika. “Ke depan, saya ingin (ikut seleksi kejuaraan), tapi yang terpenting saya mau berlatih dulu,” katanya. (at)

BERITA TERBARU

INFRAME

Menhan Prabowo Serahkan Bantuan Bencana Alam di Sumatera Barat

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberikan bantuan untuk korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (16/5).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER