Jakarta, IDM – Perjuangan masyarakat Ranai, Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau tidak bisa dipisahkan dari sejarah angkatan udara Indonesia. Keringat mereka ikut mendorong lahirnya bandar dan pangkalan udara Raden Sjadad tahun 1950-an.
Mengutip koopsud1.tni-au.mil.id, Minggu (2/4), sebagai gugusan pulau paling luar negara, Kepulauan Natuna berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam hingga Kamboja. Letak geografis kepulauan ini kemudian membuat penggawa AURI (sekarang TNI Angkatan Udara) kala itu, memutuskan pembuatan landasan pacu sebagai benteng pertahanan negara pertama jika gangguan keamanan pihak asing menyerang.
Baca Juga: Dog Fight, Pertempuran Udara Jarak Dekat Pesawat Tempur
Masyarakat Ranai yang mencintai NKRI pun terlibat secara aktif dan sukarela bergotong royong dengan prajurit AURI untuk membangun landasan tersebut. Semuanya bermula ketika Presiden Ke-1 RI, Soekarno memerintahkan Letnan Udara Satu Raden Sadjad melalui KSAU Marsekal TNI Suryadi Suryadarma untuk melaksanakan pembangunan landasan pacu di Kepulauan Natuna.
Sebelum pembangunan, survei dan riset panjang tentang wilayah Natuna dilakukan AURI mulai 20 Maret 1952. Pada 5 Mei 1955, pembangunan landasan pacu dimulai.
Baca Juga: Hōshō Kapal Induk Murni Pertama di Dunia
Di ujung Mei pada tahun yang sama, Letnan Udara Satu Raden Sadjad dinaikkan pangkatnya menjadi Kapten Udara dan dijadikan Komandan Lanud pertama. Dengan berbagaj kendala yang terjadi, landasan pacu dinyatakan rampung pada 10 Maret 1956.
Berdasar lokasi berdirinya landasan pacu, pangkalan udara ini mulanya diberi nama Ranai. Nama tersebut bertahan cukup lama hingga pada tahun 2016, Lanud Ranai resmi berubah nama menjadi Lanud Raden Sjadad. Penggantian nama tersebut pun dilakukan TNI AU untuk menghormati jasa serta melestaeikan nilai juang sang komandan lanud pertama. (un)