Kamis, 9 Mei 2024

Dirut DEFEND ID Bicara Soal Tantangan dan Peluang Industri Pertahanan di Tengah Dinamika Global

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Direktur Utama (Dirut) holding BUMN industri pertahanan DEFEND ID, Bobby Rasyidin mengungkap sejumlah tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri pertahanan, khususnya di tengah dinamika global yang terus berkembang hingga saat ini.

Bobby menjelaskan bagaimana konflik bersenjata dan konflik terbuka yang terjadi di sejumlah wilayah di dunia berpengaruh pada naiknya rata-rata anggaran pertahanan global, yang awalnya berada di angka 2% kini sudah menjadi hampir 3%.

“Ini tentunya menjadi opportunity (kesempatan) yang luas sekali buat DEFEND ID untuk mengembangkan pasar globalnya,” jelas Bobby.

Baca Juga: KSAD Sebut Kondisi Papua Relatif Baik Saat Ini

Di sisi lain, tantangan yang harus dihadapi oleh industri pertahanan di tengah dinamika global yang sama adalah rantai pasok (supply chain) dunia.

“Seperti yang kita lihat, konflik di Laut Merah menyebabkan biaya logistik akan tinggi. Yang tadinya kita impor komponen dari Eropa itu lewat Terusan Suez, sekarang terpaksa dia mutar. Itu satu. Yang kedua, lead time atau waktu tunggu terkait dengan pengiriman barang akan lebih panjang lagi,” kata Bobby.

“Tentunya dengan kondisi konflik di mana-mana, sekarang inflasi tinggi, kemudian kita tahu Fed juga mempertahankan suku bunganya untuk jangka panjang. Ini tentunya mengakibatkan component cost dan material cost dari produksi kami akan terdampak juga,” sambung dia.

Baca Juga: Peringati HUT ke-2, DEFEND ID Optimis Wujudkan Kemandirian Industri Pertahanan Nasional

Sebagai holding yang bergerak di bidang industri pertahanan, Bobby menyadari bahwa industri tersebut harus memiliki basis teknologi yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut maka pihaknya harus menaruh perhatian pada dua hal, meliputi penguasaan teknologi dan pembangunan sumber daya manusianya (SDM).

“Sekarang kami melakukan pembangunan dan pengembangan teknologi sendiri. Mungkin rekan media sudah dengar juga, kita melakukan banyak partnership (kerja sama) dengan principal-principal ternama. Misalnya, dalam beberapa bulan ke depan kita akan realisasi joint venture kita dengan Thales,” jelas Bobby.

Ia menambahkan contoh kerja sama lainnya yang tengah dijalankan oleh PT PAL, sebagai salah satu BUMN yang tergabung dalam DEFEND ID. PT PAL, disebut Bobby, baru saja menjalin kontrak kerja sama dengan Lava Group. Harapannya, PT PAL dapat menjalin kerja sama dengan mitra strategis lainnya seperti Naval Group.

Baca Juga: Satgasmar TNI AL Lepas Liar 52 Satwa Dilindungi di Jember

“Kemudian PT Pindad, seperti yang kita ketahui juga medium tank itu adalah produk joint development dengan FNSS Turki. Diharapkan nanti PT Pindad juga akan berstrategic partner dengan principals di dunia,” ujar Bobby.

Asa yang sama juga ditujukan untuk PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang diharapkan dapat menghidupkan kembali kerja sama dengan Airbus dan memiliki product engineering technology di masa depan. (yas)

BERITA TERBARU

INFRAME

Peringatan HUT ke-72 Kopassus

Upacara peringatan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berlangsung di Lapangan Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (30/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER