Jakarta, IDM – Badan keamanan Ukraina (the Security Service of Ukraine/SBU) mengatakan bahwa pihaknya telah mengungkap skema korupsi dalam pembelian persenjataan dengan nilai sekitar $40 juta.
Dilansir dari Reuters, Senin (29/1), kasus korupsi itu sudah dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Ukraina, dan diperkirakan akan mengganggu stabilitas internal di tengah konflik bersenjata dengan Rusia yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Baca Juga:Â Tingkatkan Kemampuan Pertahanan, Korut Uji Coba Dua Rudal Pulhwasal-3-31
SBU mengatakan penggelapan itu melibatkan pembelian 100.000 mortir untuk militer. Berdasarkan penyelidikan, pihaknya telah mengungkap pejabat Kementerian Pertahanan dan manajer pemasok senjata Lviv Arsenal, yang mencuri hampir 1,5 miliar Hryvnia (mata uang Ukraina) dalam pembelian amunisi.
“Mantan dan pejabat tinggi Kementerian Pertahanan serta pimpinan perusahaan afiliasi terlibat dalam penggelapan tersebut,” jelas SBU.
SBU menyebut kontrak pembelian itu telah disepakati dengan Lviv Arsenal pada Agustus 2022 dan pembayaran dilakukan di muka, dengan sejumlah dana ditransfer ke luar negeri. Namun, hingga kini tidak ada senjata yang diberikan dan sebagian dana kemudian dipindahkan ke rekening luar negeri lainnya.
Baca Juga:Â Ketegangan Meningkat, Tiga Tentara Amerika Serikat Tewas dalam Serangan Udara di Yordania
Sementara, sebanyak lima orang disebut telah menjadi terduga dan akan melalui proses hukum Ukraina. Salah satu di antaranya, kini ditahan karena mencoba melintasi perbatasan Ukraina.
Korupsi di kalangan militer telah menjadi isu yang sangat sensitif di Ukraina. Perjuangan untuk memberantas korupsi pun terus ditingkatkan untuk mendapatkan keanggotaan di Uni Eropa. (bp)