Jakarta, IDM – Puspen TNI menjelaskan beredarnya informasi di media sosial mengenai Markas Kontingen Indonesia untuk United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Libanon Selatan yang nyaris terkena hantaman mortir.
Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono, mengaku narasi mortir tersebut sejatinya adalah roket flare atau suar.
“Pasukan kita (untuk) UNIFIL saat ini dalam keadaan aman, (roket flare) jatuh di sekitar satu kilometer dari pos,” kata Julius di kompleks Puspen TNI, Kamis (26/10).
Baca Juga: Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan, KSAU Terima Kunjungan Athan Arab Saudi di Mabesau
Ia mengatakan, roket flare tersebut biasanya digunakan oleh penyerang untuk penerangan pada malam hari atau mengukur jarak dan aktivitas musuh.
“Durasinya sekitar 40 detik, biar terang dan musuh atau pihak yang melemparkan roket bisa melihat aktivitas, posisi dari daerah tersebut,” kata Julius.
Mabes TNI, lanjutnya, hingga saat ini aktif berkoordinasi dengan UNIFIL maupun Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI selama ketegangan konflik antara Israel dan Hamas.
Baca Juga: Danlanud Atang Sendjaja Pimpin Sertijab Komandan Skadron 6
“Bukan roket yang menyebabkan ledakan di area kita,” tandasnya.
Sebelumnya, di media sosial beredar rekaman yang menunjukkan mortir jatuh menghantam bangunan saat pasukan Israel dan Hizbullah saling serang. Terdengar seseorang mengatakan bangunan yang nyaris kena hantam merupakan markas Indonesia. (at)