Jakarta, IDM – Australia memutuskan untuk mengkaji ulang anggaran pertahanan serta memprioritaskan kapabilitas rudal jarak jauh. Canberra beralasan hal ini sesuai dengan perkembangan keadaan geopolitik yang dinamis terutama meningkatnya postur kekuatan Cina.
Dilansir dari CNN, Selasa (25/4), keputusan itu telah dipertimbangkan secara matang oleh Pemerintahan Anthony Albanese dan diumumkan pada publik di Canberra pada Senin (24/4).
Baca Juga:Â Latihan Militer dengan Singapura, Cina Akan Kirim Fregat Pembawa Rudal
“Kita tidak bisa berpatokan dari asumsi lama. Kita harus membangun dan memperkuat keamanan dengan berusaha membentuk masa depan daripada menunggu masa depan membentuk kita,” ujar Albanese.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tinjauan strategis pertahanan yang baru akan berfokus pada menambah akuisisi rudal jarak jauh dan meningkatkan industri pertahanan, khususnya produksi amunisi di Australia. Dalam strategi itu juga disebutkan postur kekuatan Cina yang meningkat, membuat Australia hafus lebih mandiri dan siap menghadapi segala tantangan di masa depan.
Baca Juga:Â Budaya Bela Negara pada Kaum Muda Amerika Makin Terkikis, Tidak Mau Berjuang bagi Negara
“Penegasan kedaulatan Cina atas Laut Cina Selatan mengancam tatanan berbasis aturan global di Indo-Pasifik yang dapat mempengaruhi kepentingan nasional Australia,” tulis tinjauan strategis pertahanan Australia.
Selain rudal, Australia juga berencana menambah pesawat F-35A Joint Strike Fighter dan F/A-18F Super Hornet. Perekrutan pekerja industri pertahanan pun akan diperbanyak untuk membangun kapal selam. (bp)