Jakarta, IDM – Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel) dan Jepang mengungkapkan kekhawatiran atas aktivitas siber Korea Utara (Korut) yang semakin meningkat. Tindakan siber tersebut, diduga merupakan bagian dari strategi Korut untuk mengembangkan program nuklir.
Dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (8/4), dalam sebuah pernyataan bersama ketiga negara sekutu, Korut diduga telah mengerahkan satuan tugas khusus mencuri mata uang digital Crypto untuk mendanai proyek persenjataan nuklir.
Baca Juga:Â Jatuh ke Laut, Puing Helikopter Black Hawk UH-60JA Jepang ditemukan
“Kita sangat mengkhawatirkan keputusan Korut mendukung program pencurian dan pencucian uang, serta mengumpulkan data melalui kegiatan siber yang berbahaya,” ujar ketiga negara.
Lebih lanjut, pernyataan bersama itu menjelaskan bahwa kegiatan satuan siber Korut dilakukan di beberapa negara menggunakan identitas maupun kewarganegaraan palsu.
“Pelaku siber Korut di luar negeri terus menggunakan identitas dan kebangsaan palsu untuk menghindari sanksi PBB demi mengumpulkan dana untuk program rudal negaranya,” ungkapnya.
Baca Juga:Â Resmi Jadi Anggota, Finlandia Tambah Kekuatan Signifikan Bagi NATO
Menanggapi hal tersebut, AS, Korsel dan Jepang menyerukan negara-negara lain untuk mengikuti resolusi dari Dewan Keamanan PBB berupa memulangkan pekerja-pekerja yang identitasnya telah diketahui berasal dari Korut.
Ketegangan antara negara sekutu dengan Korut semakin meningkat sejak Pemerintaham Kim Jong Un aktif melakukan serangkaian uji coba rudal. Salah satunya rudal Hwasong-15 yang berhasil terbang sejauh 989 km pada Februari lalu. Selain itu, Korut mengklaim sedang mengembangkan rudal nuklir bawah laut untuk menjamin keamanan teritorial dari ancaman musuh. (bp)