Jakarta, IDM – Turki berencana untuk membentuk pusat operasi militer gabungan dengan Irak. Hal itu merupakan wujud dari hubungan bilateral yang dipererat usai Irak menetapkan secara resmi bahwa kelompok militan PKK merupakan teroris.
Dilansir dari AA, Kamis (21/3), pernyataan itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Turki Yasar Guler ketika berkunjung ke Ibu Kota Baghdad, Irak pada beberapa waktu lalu. Guler mengatakan baik Turki maupun Irak telah menyepakati beberapa hal dasar terkait kerja sama pertahanan.
“Untuk pertama kalinya Irak mengakui bahwa mereka (PKK) adalah organisasi teroris. Setelah ini, kita akan bekerja sama. Kami akan mendirikan pusat operasi gabungan,” kata Guler.
Baca Juga: Korut Klaim Berhasil Uji Coba Mesin untuk Rudal Hipersonik
Guler menegaskan, PKK maupun kelompok teroris lainnya merupakan tantangan besar bagi Turki karena mengancam keamanan bangsa. Turki pun telah berulang kali melancarkan serangan terhadap PKK yang bermarkas di Irak.
PKK ini dianggap membahayakan sejak memberontak terhadap pemerintah Turki pada tahun 1984. Pemberontakan itu bertujuan untuk mendirikan negara Kurdi yang merdeka dari Turki.
Lalu pada tahun 1990-an, PKK membatalkan tuntutannya atas pembentukan negara merdeka, tetapi menyerukan otonomi khusus yang lebih besar bagi etnis Kurdi yang berdampak terhadap memanasnya situasi keamanan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Inggris dan Australia Sepakati Pakta Pertahanan Baru
Awalnya, Irak tidak menetapkan PKK sebagai organisasi teroris, namun dilarang melancarkan operasi melawan Turki dari wilayah Irak. Meski demikian, kelompok ini memiliki basis di wilayah semi-otonom Kurdi di Irak utara, dimana pemerintah pusat Irak tidak memiliki banyak pengaruh.
Kendati demikian, dalam pernyataan bersama Turki dan Irak disepakati bahwa kini PKK merupakan ancaman keamanan bagi kedua negara. Keberadaan mereka di Irak pun dianggap melanggar konstitusi. (bp)