Jakarta, IDM – Peluncur roket HIMARS buatan Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu persenjataan yang efektif untuk mengangkal serangan udara Rusia terhadap Ukraina. Oleh karena itu, negara-negara di kawasan Asia Pasifik mempertimbangkan untuk membeli sistem persenjataan tersebut, untuk menghadapi dinamika ancaman yang terus berkembang.
Dilansir dari Wall Street Journal, Sabtu (4/3), Wayne Harrison, Kepala divisi pengembangan bisnis Lockeed Martin sekaligus mantan perwira artileri di Korps Marinir AS, mengatakan bahwa perang di Ukraina telah menarik perhatian banyak pemimpin negara.
Baca Juga: Momen Kebersamaan Prabowo dan Presiden MBZ di UEA, Pererat Kerja Sama Pertahanan
“Perang di Ukraina telah menempatkan HIMARS di pusat perhatian. Lebih banyak negara-negara memiliki kesadaran akan HIMARS karena Ukraina,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan adanya perkembangan kekuatan Cina yang meluas membuat negara di kawasan ini, seperti Singapura dan Australia, akhirnya memutuskan untuk mengakuisisi HIMARS. Setiap unit ini memiliki kemampuan manuver tinggi dengan jangkauan menembak target hingga 80 km. Saat ini, produksi HIMARS meningkat dua kali lipat menjadi jadi 96 unit pertahun.
Baca Juga: Kecerdasan Buatan Sukses Terbangkan Jet tempur F-16 AS
“Tiongkok sangat agresif dalam perilaku mereka dan ini mengkhawatirkan banyak negara. Mereka ingin bisa melindungi diri mereka sendiri,” jelasnya. (bp)