Jakarta, IDM – Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstorm mengatakan bahwa pihaknya telah memenuhi komitmen dalam memerangi kelompok teroris di negaranya, sebagai salah satu syarat untuk menjadi anggota Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Dilansir dari AA, Minggu (18/6), dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna di Paris beberapa waktu lalu, Billstrom menyebut Swedia telah mewujudkan komitmennya berdasarkan kesepakatan trilateral Turki, Swedia, dan Finlandia yang ditandatangani di Madrid pada Juni 2022.
Baca Juga: Korsel Klaim Temukan Puing-puing Rudal Korut
Sejalan dengan kesepakatan itu, menurutnya Swedia telah memenuhi permintaan Turki untuk memerangi terorisme dengan mengesahkan undang-undang antiteror yang baru yang telah berlaku sejak awal bulan ini.
Dia juga menyebut Swedia mengecam semua organisasi teroris, termasuk Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap organisasi berbahaya oleh Pemerintah Turki dan sejumlah negara sekutu.
“Sikap Swedia terhadap PKK sangat jelas. Itu sebabnya kami ingin memenuhi semua yang tertulis dan diputuskan dalam memorandum untuk menjadi anggota NATO,” kata Billstrom.
Baca Juga: Bukan di Bakhmut, Wakil Menhan Ukraina Sebut Konflik Kini Berfokus di Mariupol
Swedia telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO sejak tahun lalu, beberapa bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina. Namun, hingga kini Swedia terhambat persetujuan dari Turki.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak aksesi Swedia karena dianggap gagal mengekstradisi puluhan tersangka militan Kurdi. Ia menilai bahwa Swedia justru menampung anggota kelompok militan yang dianggapnya teroris. (bp)
