Jakarta, IDM – Presiden Serbia Aleksandar Vucic memerintahkan pasukan tentara nasionalnya untuk siap siaga tempur di wilayah perbatasan Kosovo. Dekrit tersebut diputuskan setelah beberapa kelompok etnis melakukan kericuhan yang berujung pada konflik.
Dilansir dari AP, Sabtu (27/5), bentrok antar kelompok etnis di perbatasan itu telah terjadi selama beberapa hari kebelakang. Suara sirene tanda situasi dalam bahaya terus menggema dan saluran komunikasi pun mengalami gangguan.
Baca Juga: Uji Coba Rudal Balistik Iran Memicu Kekhawatiran Eskalasi Nuklir
Ketegangan kali ini dipicu oleh aksi boikot pemilu lokal di empat kotamadya yaitu Zvecan, Zubin Potok, Leposavic dan Mitrovica Utara, bagian utara Kosovo. Sekitar 50.000 orang Serbia yang tinggal di empat kotamadya di Kosovo utara itu menolak hasil pemungutan suara sebagai protes atas tuntutan mereka terkait hak otonomi tidak dipenuhi.
Dalam menghadapi bentrokan tersebut, Vucic segera memerintahkan tentara untuk bersiaga di berbatasan Kosovo. Konflik ini menandai kemunduran atas hubungan damai antara Kosovo dan Serbia.
Baca Juga: Pentagon Sebut F-16 Bukan ‘Senjata Ajaib’ bagi Ukraina
“Para tentara telah diperintahkan untuk bergerak ke perbatasan Kosovo. Jelas teror terhadap komunitas Serbia di Kosovo sedang terjadi,” kata Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic.
Kosovo pada 2008 silam mendeklarasikan kemerdekaannya terpisah dari Serbia. Dimana setidaknya ada sekitar 120 ribu warga etnis Serbia yang tinggal di wilayah perbatasan dengan Kosovo. Namun, hingga kini minoritas etnis Serbia itu tidak mengakui deklarasi kemerdekaan Kosovo. (bp)