Jakarta, IDM – Dalam pengembangan industri strategis terutama dalam sektor pertahanan, penguasaan teknologi kunci merupakan aspek terpenting. Menurut pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, Implementasi ideal dari apa yang disebut sebagai mengubah belanja menjadi investasi adalah dengan memastikan agar belanja-belanja impor alat-peralatan pertahanan kita selalu disertai oleh skema-skema offset yang memiliki manfaat signifikan dan berkelanjutan bagi pengembangan industri pertahanan nasional.
Pernyataan tersebut ia berikan usai Naval Group bersama PT PAL melalui kontrak kerja sama kemitraan strategis (strategic partnership agreement-SPA) yang akan membangun 2 kapal selam (kasel) Scorpene Evolved Full LiB.
Kontrak tersebut mencakup pengiriman dua kapal selam Scorpene yang akan dibangun di galangan kapal PT PAL, dengan melibatkan transfer of knowledge (ToK) dan transfer of technology (ToT) dari Naval Group, dan pemanfaatan 100% aset produksi PT PAL.
Baca Juga: Pengamat Sarankan 4 Strategi untuk Pemerintahan Prabowo Terkait Masalah Keamanan di Kawasan
“Kontrak kerjasama dengan Naval Group sejauh ini menurut saya termasuk kontrak yang cukup seimbang,” ucap Fahmi.
“Tinggal bagaimana kemudian PT PAL dan BUMN pertahanan lainnya mampu memanfaatkan peluang secara maksimal untuk meningkatkan kapabilitas dan kemandirian, terutama dalam hal riset dan pengembangan teknologi, maupun dalam rangka membangun ekosistem industri pertahanan yang menguntungkan di kawasan,” lanjutnya.
Saat ditanya apakah Scorpene mampu menjadi jawaban bagi TNI AL dalam menghadapi potensi konflik yang mungkin terjadi di rumah sendiri ataupun potensi serangan dari luar, ia mengatakan jika pengadaan kasel tersebut dianalogikan seperti membangun pagar kokoh disertai kemampuan penangkalan ancaman dan efek gentar maksimal.
Baca Juga: Jelang Pergantian KSAU, Pengamat Ungkap Empat ‘Pekerjaan Rumah’ TNI AU
“Dengan begitu, diharapkan tidak ada yang bakal ribut-ribut di depan rumah kita, yang mau nyelonong masuk halaman jadi pikir-pikir dan aktivitas domestik kita baik penghuni maupun tamu juga tidak mengalami gangguan,” jelas Fahmi.
Pengadaan Scorpene, lanjutnya, adalah bagian dari kebutuhan menghadirkan alutsista laut yang memiliki spesifikasi tinggi dan efek gentar maksimal, walaupun belum sampai memenuhi jumlah kekuatan ideal
“Setidaknya penambahan dua unit kapal selam itu nantinya dapat meningkatkan efektivitas operasi-operasi maritim, baik yang menyangkut tiga alur laut kepulauan Indonesia maupun dinamika di perairan utara maupun selatan Indonesia,” lanjut Fahmi (nhn)