Sabtu, 27 April 2024

Mengenal Rudal Patriot AS yang akan dikirim ke Ukraina

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Sebagai bentuk komitmen AS dalam mendukung Ukraina, Pentagon berencana mengirim bantuan tambahan berupa sistem pertahanan udara Patriot (Phased Array Tracking to Intercept of Target). Rudal Patriot diklaim sebagai perisai canggih yang mampu menghadang ancaman seperti pesawat jet, rudal jelajah dan rudal balistik. Rudal ini telah digunakan di berbagai wilayah seperti Eropa dan Timur Tengah untuk membantu melindungi sekutu dari serangan lawan.

Patriot merupakan sistem rudal kendali permukaan ke udara yang pertama kali dikerahkan pada 1981. Sistem rudal Patriot terdiri dari lima komponen utama, yaitu satu set radar, stasiun kontrol, rudal dan peluncur rudal. Perangkat radar terdiri dari AN/MPQ-53 C-band, sistem radar multifungsi yang dikendalikan dari jarak jauh oleh stasiun kontrol MSQ-104 untuk berkomunikasi dengan stasiun peluncuran dan markas Patriot lainnya, serta melacak dan memprioritaskan target. Rudal patriot mampu mengenai sasaran dalam jarak 16 sampai 32 km dengan kecepatan 700 sampai 1400 m/detik.

Stasiun kontrol biasanya diawaki oleh tiga operator yang mengontrol dua konsol dan stasiun komunikasi dengan tiga terminal radio. Setiap unit Patriot memiliki truk pembangkit listrik yang dilengkapi dengan dua generator 150-KW untuk menyalakan perangkat radar dan sistem kontrol. Rudal Patriot telah ditingkatkan menjadi beberapa variasi seperti rudal PAC-2, PAC-3, GEM-T dan PAC-3 MSE.

Dilansir dari AP, Kamis (15/12), Direktur Proyek Pertahanan Rudal di Center for Strategic and International Studies (CSIS) AS Tom Karako mengatakan Rudal Patriot sebagai “Salah satu sistem pertahanan rudal udara yang paling banyak dioperasikan dan andal serta terbukti di luar sana dan kemampuan pertahanan rudal balistik teater dapat membantu mempertahankan Ukraina dari rudal balistik yang dipasok Iran.”

Baca: Jepang akan Rombak Kebijakan Pertahanannya untuk Atasi Ancaman Keamanan

Meskipun begitu, pengerahan Rudal Patriot dianggap tidak optimal mempertimbangkan biayanya yang menelan $10 juta untuk peluncur rudalnya saja. Dengan harga sebesar itu, tidak optimal untuk menggunakan Patriot menembak jatuh drone Iran yang jauh lebih kecil dan jauh lebih murah yang digunakan Rusia di Ukraina. “Menembakkan rudal seharga satu juta dolar pada drone seharga $50.000 adalah proposisi yang kalah,” ujar Pensiunan kolonel Korps Marinir dan penasihat senior di CSIS Mark Cancian. (bp)

BERITA TERBARU

INFRAME

Panglima TNI Pimpin Serah Terima Jabatan KSAU

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyerahkan bendera panji Swa Bhuwana Paksa kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang baru Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Upacara serah terima jabatan (sertijab) tersebut berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER