Jakarta, IDM – Korea Selatan (Korsel) menggelar latihan militer skala besar untuk mensimulasikan penembakan drone, Kamis (29/12). Latihan ini dilakukan sebagai langkah memperkuat kesiapan melawan provokasi Korea Utara (Korut).
Sebelumnya, Korut menerbangkan drone ke wilayah Korsel untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Pesawat tempur dan helikopter Korsel pun dikerahkan untuk menjatuhkan drone tersebut. Dalam menghadapi ancaman tersebut, Presiden Yoon memerintahkan militer Korsel untuk meningkatkan pertahanan udara, khususnya mengembangkan stealth drone berteknologi canggih.
Dilansir dari Jcs.mil.kr, Jumat (30/12), Latihan militer ini melibatkan senjata otomatis Vulcan 20mm dan rudal permukaan ke udara jarak pendek Chunma. Kemudian latihan ini juga melibatkan 20 jet tempur termasuk KA-1, helikopter Apache dan Cobra serta senjata lainnya.
“Korsel akan memperkuat tanggapannya terhadap ancaman udara Korut dengan melengkapi masalah yang diidentifikasi dalam latihan dan menguasai prosedur misi untuk setiap unit dan fungsi pertahanan udara,” ujar Joint Chief of Staff (JCS) Korsel.
Rangkaian latihan anti drone ini diklaim sebagai yang terbesar sejak 2017. Para tentara militer melakukan latihan untuk menghadapi beberapa kemungkinan peristiwa seperti skenario penyusupan perbatasan dan serangan oleh drone. Militer Korsel berlatih koordinasi dalam mendeteksi, melacak serta menembak jatuh drone tersebut.
Baca: Menhan Rusia, Turki dan Suriah Bertemu Bahas Solusi Konflik Damaskus
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pun turut menegaskan kembali dorongannya untuk membangun pertahanan udara yang lebih kuat dan bersikap keras terhadap provokasi Korut. Menurutnya, infiltrasi drone Korut tidak dapat ditoleransi dan memperingatkan bahwa provokasi tersebut hanya akan menambah kesiapan Korsel. (bp)