Jumat, 17 Mei 2024

Kopasgat Evakuasi 15 Pekerja Puskesmas dari Teror KKB di Nduga

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Empat Prajurit Satgas Kopasgat Pamtas RI-PNG Kewilayahan Papua diusulkan untuk menerima Soedirman Awards 2023. Usulan ini lantaran aksi pada Rabu, (8/2/2023) lalu yang berhasil melaksanakan evakuasi terhadap 15 pekerja puskesmas dan perumahan medis serta 3 orang warga yang meninggalkan Distrik Paro, Kabupaten Nduga. Mereka mengevakuasi usai aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Empat prajurit tersebut adalah Letda Pas Gideon Taku Namah, Kopda Julius Ade Saputra, Kopda Mahda Kurniawan, dan Praka Untung Rahayu.

Lalu bagaimana cerita aksi mereka saat itu? Dilansir dari detik, Letda Gideon menceritakan proses evakuasi itu.

Baca Juga: Disopslatau Berhasil Menggelar LUSO di Skadron Pesawat Nirawak, Skadron Udara 52

Awalnya tim evakuasi ini berangkat dengan Heli Carakal TNI AU dengan pilot Mayor Pnb Arif Khoirudin. Selain itu ada juga helikopter Polri yang sama-sama bergerak ke titik penjemputan dan take off dari Bandara Mozes Kilangin Timika. Mereka menuju Gunung Weak yang menjadi area penjemputan.

“Para pekerja itu menyelamatkan diri dari teror KBB di Distrik Paro. Mereka bersama 3 warga setempat sebagai penunjuk jalan dan petugas TNI-Polri telah berkumpul di lokasi untuk siap dievakuasi. Kita 4 orang mendapatkan perintah untuk mengevakuasi para pekerja Puskesmas yang berada di Distrik Paro,” kata Gideon.

Berdasarkan rencana awal, Heli Polri turun lebih dulu untuk mengevakuasi, kemudian baru diikuti oleh helikopter Carakal. Setelah helikopter Polri naik membawa para pekerja, tibalah giliran heli Carakal untuk mengevakuasi. Akan tetapi, helikopter tak jadi mendarat karena cuaca buruk.

“Pada saat kita akan menuju ke dropping zone atau para pekerja yang sudah ada di lapangan itu kendalanya adalah cuaca, pada saat itu berawan, gerimis,” jelasnya.

Baca Juga: Danyonmarhanlan III Paparkan Skenario Latihan Operasi Pertahanan Pantai Koarmada I

Beberapa saat setelah itu, heli Carakal dan heli Polri yang telah membawa berapa orang untuk dievakuasi memutuskan untuk mengevakuasi pekerja ke Kenyam, Nduga. Sementara beberapa tim pengamanan menunggu di lokasi untuk menjaga para pekerja.

“Pada saat itu ada personel yang mengamankan di situ untuk masyarakat tetap tenang karena heli akan bergerak untuk mengevakuasi. Kebetulan tim pengaman sudah di sana semua,” ucap dia.

Pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIT, sebut Gideon, tim mendapatkan informasi oleh petugas bahwa cuaca di lokasi sudah memungkinkan untuk evakuasi. Heli Carakal dan satu heli dari Polri kembali ke lokasi untuk menjemput para pekerja.

“Sekiat jam 1 Carakal maupun Heli Polisi bergerak, dan sampai di sana seluruhnya diangkut. Ada 18 orang, 3 masyarakat yang meng-guide mereka (15 pekerja) pada saat keluar dari Distrik Paro tersebut. Jadi memang seluruhnya dinaikkan di Heli Carakal,” tutur dia.

Baca Juga: 6 Bulan Bertugas Prajurit TNI AD Kembalikan 200 Warga Distrik Suru-Suru ke Kampung Halamannya

“Setelah evakuasi seluruh naik ke heli, take off menuju Kenyam, kemudian langsung bergerak ke Timika,” tutur dia.

Gideon menyebut proses evakuasi itu merupakan panggilan tugas. Pada saat bergerak ke lokasi, dia hanya berpikir agar para pekerja bisa dievakuasi dengan selamat.

“Secara manusiawi kita laksanakan, ini adalah panggilan tugas, jadi kita harus berangkat. Jadi di dalam pikiran itu apabila sampai di sana bagaimana para pekerja ini kita evakuasi mereka selamat. Dan apabila di situ ada perlawanan atau kelompok di situ yang melawan berarti mau tidak mau harus kita hadapi,” jelas dia.

Letda Pas Gideon sudah bertugas di Satgas Kopasgat Pamtas RI-PNG Kewilayahan Papua sejak 26 Desember 2022. Proses evakuasi pekerja ini adalah pertama yang dilakukannya. (rr)

BERITA TERBARU

INFRAME

Kapal Perang Fregat Belanda “HNLMS Tromp” Bersandar di Dermaga JICT, Tanjung Priok

Kapal Perang Fregat Belanda His Netherlands Majesty's Ship (HNLMS) Tromp F803 bersandar di Pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu, (15/5). Kapal tersebut telah berlayar sejak awal Maret, mengelilingi dunia selama enam bulan dalam operasi Pacific Archer.

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER