Jakarta, IDM – Dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang bocor di media sosial menyebutkan bahwa Mesir membatalkan kesepakatan dengan Rusia dan memilih untuk menjual puluhan ribu peluru artileri 152mm dan 155mm ke Ukraina setelah melakukan negosiasi dengan otoritas AS.
The Washington Post memperoleh serangkaian file rahasia yang diunggah di platform Discord pada Februari dan Maret. Salah satu file itu merinci percakapan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi yang berencana memproduksi 40.000 amunisi untuk Rusia. Namun, Kairo menangguhkan kesepakatan tersebut pada awal Maret.
Baca Juga: Panglima TNI Naikkan Status Operasi di Papua Jadi Siaga Tempur
“Mesir bermaksud menggunakan kapasitasnya untuk memproduksi senjata bagi Ukraina sebagai upaya untuk mendapatkan unit-unit militer AS yang canggih,” ujar dokumen tersebut melansir The Washington Post, Rabu (19/4).
Keputusan Mesir itu disebut sebagai “kemenangan diplomatik yang nyata” untuk pemerintahan Presiden Joe Biden. Sebab, negara timur tengah tersebut memiliki hubungan diplomatik dan militer jangka panjang dengan Rusia.
Baca Juga: Benarkah Tentara Bayaran Wagner Terlibat Konflik di Sudan yang Tewaskan 185 Orang?
Pihak Mesir menanggapi informasi rahasia yang bocor dengan mengatakan keaslian dokumennya dipertanyakan. Pentagon pun mengaku isi dokumen yang beredar terlihat telah diubah untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Penyelidikan pun masih dilakukan terhadap kemungkinan pihak lain yang terlibat dan skala kerugian yang dialami. (bp)