Jakarta, IDM – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menaikkan status operasi di Papua menjadi siaga tempur. Hal ini dikatakannya saat jumpa pers di Mimika, Papua Tengah, Selasa, (18/4).
Yudo menjelaskan berubahnya status ini buntut serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang telah menewaskan 1 Prajurit, 4 orang luka-luka dan 4 masih dalam pencarian.
Baca Juga:Â TNI AL Berangkatkan Peserta Mudik Gratis Melalui Jalur Laut, Darat dan Udara
“Dari awal saya sudah katakan kita akan melakukan operasi penegakan hukum, yakni dengan cara soft approach. Tapi dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu, ya kita ubah operasinya menjadi operasi siaga tempur,” ujar Yudo.
Ia menambahkan, hal ini sama halnya seperti siaga tempur Natuna. Di sini, lanjut Yudo, bisa dikatakan siaga tempur darat.
“Jadi kalau di TNI itu di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut, kalau di sini ada operasi siaga tempur darat,” katanya.
Baca Juga:Â Prajurit TNI AD Bangun Rumah Baca bagi Anak Perbatasan Indonesia-Malaysia
Sebelumnya Yudo membeberkan bahwa ada 36 prajurit TNI yang dihadang KKB saat melakukan patroli pencarian pilot Susi Air.
“Jadi pasukan 36 ini ada 1 yang meninggal yaitu Pratu Miftaqul Arifin. Saat hendak dievakusi ada 4 orang prajurit tertembak dan 4 lainnya hilang. Hingga saat ini kondisi 4 prajurit tertembak sudah membaik dan pencarian prajurit lainnya masih terus dilakukan karena sesuai kondisi cuaca,” kata Yudo. (rr)