Selasa, 3 Desember 2024

TNI AU Lahirkan Pramugari Militer Berkualifikasi Tinggi

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Personel TNI AU tidak hanya didominasi oleh laki-laki saja, tetapi juga personil wanita yang biasa disebut dengan Wara (Wanita Angkatan Udara). Wara sendiri dibentuk pada tanggal 12 Agustus 1962 oleh Deputi Menteri/Panglima Angkatan Udara Urusan Administrasi Laksamana Muda Udara Suharnoko Harbani yang mendapat tugas dan wewenang dari pimpinan TNI Angkatan Udara saat itu.

Setahun setelahnya, yaitu pada tanggal 10 Juni 1963 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan Wara di Yogyakarta yang diikuti oleh 30 lulusan sarjana dan sarjana muda dari berbagai jurusan.

Berbicara mengenai Wara, ada profesi sebagai pramugari di TNI AU yang dijalani oleh Wara. Jadi, pramugari tidak hanya ada di maskapai penerbangan swasta saja. Dalam kemiliteran dan tugas negara pun, ada satuan khusus yang dididik menjadi pramugari.

Tidak hanya berparas cantik, untuk menjadi pramugari militer harus memiliki kemampuan khusus. Ada pelatihan khusus yang diberikan kepada prajurit wanita yang memenuhi syarat sebagai pramugari militer.

Baca Juga: Menilik Kiprah Awal Jupiter Aerobatic Team TNI AU

Pramugari TNI AU berasal dari anggota TNI AU, umumnya akan diambil dari bintara Wara dari berbagai satuan TNI AU. Setelah dipilih, Wara akan menjalani beberapa rangakaian seleksi ketat seperti kesehatan, jasmani, dan psikologi.

Proses awal untuk menjadi pramugari militer ialah dengan cara mendaftar sebagai siswa semaba (Sekolah Pertama Bintara). Untuk bintara wanita, bisa mendaftar dengan ijazah SMA/MA semua jurusan. Sama seperti seleksi pramugari di maskapai penerbangan umum, pramugari militer juga harus memiliki wajah yang menarik. Namun, untuk menjadi pramugari militer, wajah cantik saja tidak cukup,  

Syarat lainnya adalah tinggi badan. Hampir sama seperti pramugari pada umumnya. Wara yang hendak menjadi pramugari harus memiliki tinggi badan lebih dari 163-165 cm dengan berat badan ideal.

Selain penampilan, para pramugari militer masih harus melewati serangkaian proses seleksi dengan standar yang ketat. Setelah lulus seleksi menjadi siswa semaba, Wara akan menjalani pendidikan hingga menyandang pangkat sersan dua (Serda).

Baca Juga: Rekam Jejak Pembentukan Skadron Udara 31, Home of Rajawali

Dalam pendidikan, Wara tidak menerima perlakuan khusus dan tetap menjalani segala ilmu kemiliteran. Begitu lulus dan dilantik menjadi serda, Wara akan ditempatkan di satuan yang telah ditentukan dan melaksanakan tugas menjadi pramugari pesawat militer di Skadron Udara 17 melayani penerbangan VIP/VVIP.

Setelah proses seleksi dan dinyatakan lolos menjadi pramugari TNI AU maka personel Wara akan mengikuti sekolah initial (pengenalan) dasar menjadi seorang awak kabin di pesawat di Garuda Indonesia Training Center (GITC).

Sementara syarat mutlak yang harus dimiliki seorang pramugari TNI AU sama dengan pramugari lainnya yaitu ramah, berpenampilan baik, sopan, berkepribadian baik, pintar, bertanggung jawab, dan terampil. Yang membedakan, pramugari TNI AU dibekali dasar kemiliteran dalam bersikap. Penumpang yang ditemui dalam penerbangan misi VVIP/VIP adalah para pejabat di pemerintahan dan TNI/POLRI. Selain melaksanakan tugas menjadi pramugari TNI AU, Wara juga melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaan di masing-masing satuan kerjanya.

Selain seleksi yang ketat untuk menjadi pramugari militer, Wara yang terpilih tetap harus menjalani latihan standardisasi. Standardisasi merupakan langkah awal persiapan sebagai tenaga handal dan profesional. Pramugari profesional adalah pramugari yang mampu menerapkan prosedur tugasnya dengan baik baik sebelum terbang, saat terbang, dan menegakkan prosedur keselamatan keamanan bagi penumpang.

Selama menjalani latihan standardisasi yang telah ditetapkan, Wara yang terpilih akan dikenalkan dengan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pramugari militer. Tentu tugas dan tanggung jawab tersebut tidaklah mudah. Mereka bertanggung jawab penuh atas kenyamanan dan keamanan penumpang, sehingga harus selalu siap siaga dalam kondisi keadaan apapun. Terlebih lagi dalam mendukung misi penerbangan bagi pejabat negara, baik sipil maupun militer.

Baca Juga: Monumen Rejodani Saksi Biksu Perjuangan Tentara Pelajar di Jalan Palagan Sleman Yogyakarta

Pramugari militer yang sudah melewati proses latihan standardisasi akan ditugaskan di satuan tertentu. Penerbangan untuk pejabat negara akan dilayani langsung oleh pramugari militer kelas VVIP/VIP TNI AU. Oleh sebab itu, pramugari militer harus diharuskan memiliki kompetensi yang baik.

Karena itu pula, calon-calon pramugari VVIP/VIP TNI harus dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan standarisasi untuk membentuk karakter pramugari yang bertekad kuat dan siap melaksanakan tugas dengan mengutamakan profesionalisme.

Salah satu pejabat VVIP yang dilayani langsung oleh pramugari militer adalah Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Selama ditugaskan di pesawat untuk melayani orang nomor satu di Indonesia ini, para pramugari militer harus bersikap profesional. Tidak hanya melayani, kerahasiaan informasi pribadi saat penerbangan juga harus dijaga.

Itulah sebabnya, perlu pelatihan khusus untuk para pramugari militer. Dengan begitu untuk menjadi seorang pramugari militer tidaklah mudah. Harus memiliki sikap intelektual yang baik, fisik yang baik dan berpenampilan yang ramah dengan hati yang tegar dan kuat. (nhn)

BERITA TERBARU

INFRAME

Simulasi Program Makan Bergizi Gratis di Lingkungan TNI AU

Sejumlah siswa bersantap siang saat mengikuti simulasi program makan bergizi gratis di SDS 05 Angkasa Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta (26/11).

EDISI CETAK TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER