Selasa, 30 April 2024

Simak Tujuh Fakta Sejarah Perjalanan Kapal Selam di Indonesia

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Kapal selam adalah salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) bawah laut yang diandalkan berbagai negara-negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia, seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, dan India tentunya memiliki armada kapal selam dengan jumlah yang banyak.

Sebagai negara maritim, ternyata Indonesia juga memiliki sejarah panjang dalam pengoperasian wahana bawah laut ini. Dilansir dari berbagai sumber, berikut tujuh fakta mengenai sejarah kapal selam Indonesia:

  1. Operasi Trikora

Pada era 1960-an kapal selam merupakan artileri senjata angkatan laut (arsenal) yang dibelikan oleh pemerintah pada saat itu dari Uni Soviet (Rusia) dalam rangka Trikora, perebutan Irian Barat. Pengoperasian kapal selam dinilai menjadi keputusan yang jitu, sebab Indonesia merupakan negara maritim. Selain itu, jika peperangan terjadi maka untuk menghadapi kapal perang Belanda dibutuhkan pula kekuatan kapal selam untuk membantu kapal permukaan. Karena alasan ini, pada Agustus 1958 Indonesia mengirim 110 personelnya untuk berlatih mengoperasikan kapal selam ke Eropa Timur.

Baca Juga: Monumen Rejodani Saksi Biksu Perjuangan Tentara Pelajar di Jalan Palagan Sleman Yogyakarta

  1. Pelatihan awak kapal selam di luar negeri

Para siswa calon kru kapal Selam Indonesia berangkat dari Surabaya dengan kapal laut Hendrick Johnson berbendera Denmark. Sesampainya di Rijeka, Yugoslavia, rombongan siswa meneruskan perjalanan dengan kereta api ke Polandia melewati Ceko dan Hungaria secara non-stop. Selama sembilan bulan mereka dilatih oleh personel Rusia agar menjadi awak kapal selam yang andal sedangkan praktik berlayar dilakukan di Laut Baltik.

Setelah menyelesaikan pendidikan, para siswa diangkat kembali dengan kereta api Trans-Siberia selama sembilan hari menuju Pangkalan Vladivostok. Di sana, dua kapal selam kelas Whiskey milik Indonesia sudah menunggu untuk dilayarkan ke tanah air lewat Samudra Pasifik. Dalam pengiriman ke Indonesia, kedua kapal selam tersebut tetap berbendera Rusia, meskipun sebagian besar sebagian anak buah kapal merupakan orang Indonesia.

  1. Kedatangan kapal selam pertama

Pada 7 September 1959, dua kapal selam yang memiliki panjang 76 meter dan bersenjata 12 torpedo merapat di dermaga Surabaya. Pascaberlatih kembali selama sepekan di bawah instruktur Rusia, kedua kapal selam resmi masuk jajaran kekuatan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) pada 12 September 1959. Kedua kapal selam Indonesia itu diberi nama RI Cakra S-01 dan RI Nanggala S-02. Sejak saat itu, Indonesia resmi memiliki kapal selam yang juga memperkuat kekuatan armada ALRI.

Ternyata, kedatangan kedua kapal selam dianggap masih kurang. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia memesan kembali 10 kapal selam baru dari kelas yang sama, yakni Whiskey dari Rusia.

Baca Juga: Rekam Jejak Pembentukan Skadron Udara 31, Home of Rajawali

  1. Motto kapal selam Indonesia

Tabah Sampai Akhir atau Wira Ananta Rudira adalah motto satuan kapal selam TNI AL. Motto ini diambil dari bagian pidato Presiden ke-1 RI Soekarno di atas kapal selam RI Tjandrasa, pada 6 Oktober 1966 di dermaga Tanjung Priok, Jakarta. “Sekali menyelam, maju terus tiada jalan untuk timbul sebelum menang. Tabah Sampai akhir,” demikian bunyi pidato bersejarah tersebut yang kemudian semangatnya mengakar terus kepada seluruh awak kapal selam Indonesia hingga hari Ini.

  1. Indonesia memiliki 12 kapal selam

Pada gelombang berikutnya, para anak buah kapal berlatih di Vladivostok, pangkalan kapal selam terbesar sekaligus markas besar Armada Pasifik Uni Soviet. Sebanyak empat kapal selam pada gelombang kedua Ini datang pada Desember 1961 dan diberi nama RI Nagabanda, RI Trisula, RI Nagarangsang, dan RI Tjandrasa. Sejalan dengan kampanye Trikora, setahun setelah itu, tepatnya pada Desember 1962 datang lagi enam kapal selam baru yang dipersenjatai torpedo jenis SAET-50. Torpedo fire and forget ini merupakan torpedo terbaik pada zamannya dan hanya Uni Soviet serta Indonesia yang memiliki torpedo jenis ini.

  1. Mengambil nama senjata pewayangan

Keenam kapal selam gelombang terakhir yang datang kemudian diberi nama RI Widjajadanu, RI Hendrajala, RI Bramasta, RI Pasopati, RI Tjundamani, dan RI Alugoro. Khusus untuk satuan kapal selam sistem penamaannya diambil dari nama-nama senjata para ksatria tokoh pewayangan. Untuk Kapal selam pertama RI Cakra S-01 namanya diambil dari Prabu Kresna sedangkan RI Nanggala S-02 adalah senjata prabu Baladewa, kakak kandung Prabu Kresna yang berbentuk panah dengan kedua ujungnya berupa mata panah.

Baca Juga: TNI AU Lahirkan Pramugari Militer Berkualifikasi Tinggi

Begitu juga dengan RI Nagabanda diambil dari nama senjata berbentuk kepala naga pusaka Raden Setyaki, sepupu Prabu Kesna Dan Pandawa. Ada pula RI Pasopati yang memiliki bentuk seperti bulan sabit, diambil dari nama senjata andalan Arjuna. Kala itu, RI Pasopati dijagokan rakyat Indonesia untuk menenggelamkan kapal induk Belanda Karel Doorman.

  1. Kapal Selam U-209 Dan Changbogo

Nasib Kapal selam kelas Whiskey berakhir tanpa sempat bertempur terbuka dengan Belanda dan mengalami kelangkaan suku cadang pascaperistiwa G 30S PKI. Setelah sekian lama pada dekade 1980-an, Indonesia baru membeli dua kapal selam jenis U209 buatan Jerman Barat. Keduanya diberi nama yang sama dengan dua kapal selam pertama kelas Whiskey, yaitu KRI Cakra-401 Dan KRI Nanggala-402. Sebelum datangnya KRI Nagapasa-403, TNI AL hanya mengoperasikan dua kapal selam kelas U-209 buatan Jerman, yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402.

Sedangkan dua kapal Selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, yaitu KRI Ardadedali-404, KRI Alugoro-405 yang kini jadi andalan baru kekuatan laut Indonesia. (Aini Tartinia)

BERITA TERBARU

INFRAME

Warga Jatiwaringin Antusias Saat Wing Komando I Kopasgat Bagikan Jumat Berkah

Wing Komando I Kopasgat membagikan nasi box kepada masyarakat daerah Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jumat (26/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER