Jakarta, IDM – Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia tidak menolak pembicaraan damai dengan Ukraina. Namun, serangan yang terus berlangsung dari Ukraina mempersulit keadaan untuk merealisasikan dialog perdamaian tersebut.
Dilansir dari Reuters, Minggu (30/7), menurut Putin, inisiatif negara-negara Uni Afrika yang disampaikan dalam KTT di Kota St Petersburg, Rusia pada beberapa waktu lalu dapat menjadi poin-pon mendasar untuk kesepakatan gencatan senjata. Putin pun mengaku pihaknya terbuka untuk membicarakan inisiatif damai dengan Ukraina.
“Ada ketentuan dari inisiatif perdamaian ini yang sedang dipertimbangkan. Tapi ada hal-hal yang sulit atau tidak mungkin untuk diterapkan,” kata Putin.
Baca Juga:Â Helikopter MRH-90 Taipan Australia Terjatuh, Latihan Talisman Sabre 23 Dihentikan Sementara
Dalam inisiatif Afrika itu, tercantum langkah-langkah yang dapat diraih untuk menghentikan konflik Rusia-Ukraina. Hal utama yang harus di bangun yaitu kepercayaan dari kedua belah pihak. Kemudian, maju ke langkah selanjutnya berupa kesepakatan gencatan senjata.
Masalahnya, kata Putin, Ukraina terus melakukan serangan terhadap pasukannya. Sehingga, Rusia pun tidak dapat menghentikan konflik dan harus mempertahankan diri.
“Tetapi tentara Ukraina menyerang, mereka menyerang, mereka menerapkan operasi ofensif strategis skala besar. Kami tidak dapat menghentikan tembakan ketika kami diserang,” ujar Putin.
Baca Juga:Â Intelijen AS: Cina Pasok Teknologi Militer untuk Dukung Perang Rusia di Ukraina
“Kami tidak menolak mereka. Agar proses (pembicaraan damai) ini dapat dimulai, perlu ada kesepakatan dari kedua belah pihak,” tambahnya.
Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pernah menyatakan penolakan terhadap gagasan gencatan senjata. Ia menilai tindakan itu akan membuat Rusia menguasai hampir seperlima negaranya dan memberi pasukannya waktu untuk memperkuat daya tempur setelah perang selama satu tahun lebih. (bp)