Minggu, 28 April 2024

Pererat Hubungan Militer, Cina dan Rusia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Angkatan Laut

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral di bidang militer dengan Rusia. Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan bersama Kepala Angkatan Laut Rusia, Laksamana Nikolai Yevmenov di Beijing pada beberapa waktu lalu.

Dilansir dari Mod.gov.cn, laman resmi Kementerian Pertahanan Cina, Selasa (4/7), Li mengatakan kepada Yevmenov bahwa ia berharap angkatan laut kedua negara dapat mempererat komunikasi dan latihan bersama melalui patroli secara teratur. Pembicaraan militer formal antar negara ini merupakan yang pertama kali digelar sejak pemberontakan kelompok tentara bayaran Rusia Wagner.

“Diharapkan kedua belah pihak akan memperkuat komunikasi di semua tingkatan, secara teratur menyelenggarakan pelatihan bersama, patroli dan latihan perang bersama. Yang akan memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia,” kata Li.

Baca Juga: Presiden Ukraina Peringatkan Ancaman Serius Terhadap PLTN Zaporizhzhia

Li menjelaskan, Cina mengharapkan peningkatan pertukaran personil militer maupun memperluas bentuk kerja sama lain yang akan membawa hubungan pertahanan dengan Rusia ke tingkat yang baru.

“Kerja sama militer antara kedua pihak telah berkembang dengan mantap. Diyakini bahwa dengan upaya bersama, hubungan antar militer Cina-Rusia akan semakin dalam, mencapai kemajuan baru, dan naik ke level yang lebih erat,” jelasnya.

Cina merupakan salah satu negara yang mengoperasikan angkatan laut terbesar di dunia seperti Rusia. Angkatan Laut kedua negara pun telah menggelar serangkaian latihan dan manuver bersama sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.

Baca Juga: Konflik Kian Memanas, Pasukan Israel Serang Kota Jenin

Berbagai kerja sama militer itu menunjukkan hubungan yang erat antara Cina dan Rusia. Keduanya saling menyelaraskan kebijakan dan posisi luar negeri mereka di Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana Beijing secara konsisten menyatakan netralitas terhadap konflik Rusia-Ukraina.

Cina pun telah menolak untuk mengecam invasi Rusia tetapi secara tegas menyatakan tidak akan memberi bantuan militer atau senjata apapun ke pihak yang bertikai. Selain itu, otoritas Cina pernah menyebut NATO dan sekutu Barat telah memprovokasi konflik dengan terus memasok persenjataan ke Ukraina.

Ketika pemberontakan yang dipimpin oleh kepala Wagner Yevgeny Prigozhin usai, Cina juga mengatakan “mendukung upaya Rusia untuk menstabilkan situasi di negara itu dan menegaskan keinginan untuk memperkuat hubungan dengan Rusia.” (bp)

BERITA TERBARU

INFRAME

Warga Jatiwaringin Antusias Saat Wing Komando I Kopasgat Bagikan Jumat Berkah

Wing Komando I Kopasgat membagikan nasi box kepada masyarakat daerah Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jumat (26/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER