Jakarta, IDM – Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI R. Agung Sasongkojati mengungkap sejumlah hal yang menjadi tantangan dalam proses evakuasi puing-puing pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan pada Kamis (16/11) lalu.
“TNI AU saat ini sudah berhasil mengangkut beberapa bagian dari pesawat, namun belum seluruhnya. Cuaca ekstrem, lokasi yang terjal dan berbukit-bukit sangat mengganggu proses evakuasi,” ungkap Agung dikutip dari instagram @militer.udara, Selasa (21/11).
Baca Juga: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 3 Senjata Api dan Puluhan Amunisi ke Papua
Kendati demikian, Kadispenau menegaskan TNI AU akan terus melakukan proses evakuasi hingga rampung. “Karena cuaca dan medan sangat ekstrem, maka Tim Evakuasi memprioritaskan beberapa bagian pesawat yang harus segera dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat yakni kanon pesawat, engine, throttle, kursi lontar, serta propeller,” sambungnya.
Selain keempat bagian itu, sebelumnya TNI AU telah berhasil mengamankan Voice and Data Recorder (DAVR) dan Net Centric Data Cartridge (NCDC).

DAVR merupakan sistem yang menyimpan video, suara, data performance, serta mesin pesawat yang nantinya akan dikirim ke pihak produsen di luar negeri untuk dilakukan pinjam alat pembaca data.
Baca Juga: KSAL Beberkan Anggaran Kesejahteraan Prajurit TNI AL di 2024, Ini Porsinya
Sementara itu, CNDC adalah sistem yang menyimpan suara, video, dan tampilan navigasi penerbangan yang saat ini juga sedang dilakukan pendalaman datanya.
Dalam proses evakuasi, pesawat akan dipotong-potong dalam beberapa bagian untuk mempermudah pengangkutan melalui jalan darat. Evakuasi melalui jalur udara dengan helikopter tidak menjadi opsi lantaran faktor cuaca dan lokasi yang cukup ekstrem.
“Namun, diharapkan dalam waktu seminggu ke depan dapat diangkut seluruhnya dan puing dapat digelar di bagian teknik untuk keperluan penyelidikan,” jelas Agung. (yas)