Jumat, 26 April 2024

Insiden Bawean, Bukti Ketangguhan TNI AU dalam Menjaga Kedaulatan Udara Indonesia

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Ketangguhan TNI Angkatan Udara (TNI AU) dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia seyogianya tidak perlu diragukan. Salah satu contoh ketangguhan para tentara langit Indonesia telah dibuktikan dalam peristiwa bersejarah yang terjadi pada 3 Juli 2003 silam, saat mereka menindak pelanggaran udara yang dilakukan oleh pesawat milik Amerika Serikat (AS). Momen tersebut kerap dikenal dengan insiden Bawean atau peristiwa Bawean.

Dikutip dari keterangan TNI AU dalam Facebook @TNI Angkatan Udara, Senin (27/3), insiden Bawean diawali saat lima pesawat F-18 Hornet US Navy tertangkap radar sedang melakukan manuver di atas Kepulauan Bawean tanpa identitas dan izin.

Manuver tersebut dilakukan tepatnya di jalur penerbangan sipil Green 63 dekat Pulau Bawean atau 66 mil laut dari Surabaya.

Baca Juga: TNI AL Evakuasi Nelayan Tewas Tenggelam di Perairan Holtekamp

Saat itu, keberadaan pesawat AS sempat menghilang dari radar. Namun, tiga jam berselang, kelima F-18 Hornet kembali terpantau.

Apa yang dilakukan oleh pesawat asal AS tersebut jelas telah melanggar kedaulatan Indonesia dan melanggar ketentuan yang telah diatur dalam Konvensi Chicago tahun 1944.

Jet tempur
(IDM/Muhammad Hidayat)

Mengetahui pelanggaran udara yang dilakukan oleh F-18 Hornet, TNI AU dengan cepat mengerahkan dua jet tempurnya, F-16 Fighting Falcon, untuk melakukan intercept.

Empat elang muda TNI AU yang bertugas saat itu adalah Kapten Pnb Ian Fuady dan Kapten Pnb Fajar Adriyanto dengan mengawaki pesawat F-16 tail number TS-1603.

Adapun dua penerbang lainnya adalah Kapten Pnb M. Tonny Harjono dan Kapten Pnb Satriyo Utomo yang berada di jet tempur F-16 dengan nomor ekor TS-1602.

Baca Juga: Terangi Kegelapan, Kostrad Bangun 100 Solar Cell di Puncak Papua

“Saat melaksanakan intercept, dua pesawat F-16 Fighting Falcon terlibat perang elektronika selama beberapa menit dengan pesawat F-18 Hornet milik AS tersebut, saling jamming radar,” demikian dikutip dari Facebook TNI AU.

Pada akhirnya, para penerbang F-16 TNI AU berhasil melakukan intercept pesawat F-18 Hornet US Navy yang membuat kelima pesawat AS tersebut kembali ke kapal induk. Mereka menyampaikan dan menginformasikan jika akan terbang kembali.

Menindaklanjuti peristiwa tersebut, DPR saat itu meminta pemerintah Indonesia, melalui Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan, agar melakukan nota protes kepada pemerintah Amerika Serikat. (yas)

BERITA TERBARU

INFRAME

Panglima TNI Pimpin Serah Terima Jabatan KSAU

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyerahkan bendera panji Swa Bhuwana Paksa kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang baru Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Upacara serah terima jabatan (sertijab) tersebut berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER