Jakarta, IDM – Prajurit Korps Marinir mengenalkan cara bertahan hidup di hutan (Jungle Survival) kepada prajurit Angkatan Darat Jepang dan Singapura.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam latihan gabungan bersama (latgabma) Super Garuda Shield 2023 di hutan Selogiri Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (2/9).
Prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 5 Marinir di bawah pimpinan Lettu (Mar) Gilang memberikan materi navigasi darat, mengesan jejak, pemanfaatan sumber daya alam yang dapat digunakan untuk bertahan hidup di hutan serta cara mengolahnya.
Baca Juga:Â TNI Tingkatkan Pengawasan Prajurit Berperilaku Tak Wajar
Sementara itu, Komandan Yonif 5 Marinir Letkol (Mar) Supriyono, menyampaikan kegiatan tersebut dilaksanakan bertujuan mengasah kembali naluri prajurit untuk dapat bertahan hidup dengan cara memanfaatkan alam sekitar.
“Setelah menerima berbagai macam materi dan latihan, prajurit Yonif 5 Marinir diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam medan penugasan sesungguhnya,” ujarnya dikutip dari keterangan Dispen Kormar, Minggu (3/9).
“Kesiapan mental dan fisik merupakan kunci utama keberhasilan survivor untuk dapat bertahan hidup,” sambungnya.
Baca Juga:Â TNI AL dan Filipina Bahas Stabilitas Keamanan Maritim, Khususnya Laut Sulawesi
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut lebih dari 5.000 prajurit dari 17 negara mengikuti Super Garuda Shield 2023. Latihan tahun ini mempersiapkan Indonesia untuk menghadapi spektrum tantangan yang kompleks, melalui agenda latihan darat, maritim, dan operasi airborne.
“Saya berharap kita mampu meningkatkan kesiapan dan memperkuat kepabilitas pertahanan kita,” kata Yudo saat upacara pembukaan Super Garuda Shield 2023 di Baluran, Jawa Timur, Kamis (31/8).
Latihan diselenggarakan di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) 5 Marinir Karang Tekok, Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Lapangan Grati Banyuwangi, Lanud Juanda, Bengko Alas, Dodiklatpur Kodam V/Brawijaya, dan Desa Sumber Rejo. (at)