Jakarta, IDM – Tiga anggota aliansi pertahanan NATO yaitu Jerman, Belanda dan Polandia telah menandatangani kesepakatan untuk menghilangkan birokrasi yang menghambat pergerakan pasukan dan senjata lintas batas di sepanjang sisi timur NATO.
Dilansir dari Reuters, Kamis (1/2), Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren mengatakan bahwa kesepakatan itu terjadi karena ketiga negara menganggap pentingnyaa menciptakan kondisi yang memungkinkan pengerahan militer dengan cepat sebelum kemungkinan konflik muncul.
Baca Juga: Penduduk Palestina Kembali Diperintahkan untuk Pergi dari Kota Gaza
“Geografinya memang seperti itu. Artinya, Anda harus bisa berpindah dengan cepat dari Belanda melalui Jerman ke Polandia,” katanya.
Sebab, banyaknya birokrasi yang menghambat pergerakan pasukan NATO di Eropa dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan jika konflik Rusia dan Ukraina meluas.
Baca Juga: Pesawat Tempur F-16 Jatuh di Lepas Pantai Korsel, Pilot Berhasil Selamat
“Kita kehabisan waktu. Apa yang tidak kita selesaikan di masa damai tidak akan siap jika terjadi krisis atau perang,” kata kepala komando logistik NATO JSEC, Letjen Alexander Sollfrank pada akhir tahun lalu.
Sejak konflik bersenjata Rusia dan Ukraina pecah pada tahun 2022, baik NATO maupun Uni Eropa telah mulai meningkatkan persiapan militer. NATO pun saat ini sedang ‘Steadfast Defender 2024’, latihan gabungan terbesar sejak Perang Dingin yang melibatkan sekitar 90.000 tentara. (bp)
