Minggu, 28 April 2024

Sekjen NATO Sebut Perubahan Iklim Ancaman Keamanan Global

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Dunia menghadapi ketidakpastian. Ancaman datang bukan hanya dari negara-negara seperti Cina dan Rusia. Sebab krisis perubahan iklim sudah di depan mata. Begitu pun serangan siber serta bibit-bibit baru kelompok teror.

Berbicara dalam diskusi di Brookings Institution/Georgetown University, Washington, AS, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menekankan ancaman baru ini menuntut solusi lawas bernama ‘Persatuan’.

Merunut sejarah, Stoltenberg mengungkapkan, NATO bisa dibilang sebagai aliansi tersukses dalam sejarah. Namun, berbagai faktor baru dapat mengakhiri aliansi ini. Bahkan setelah KTT NATO pada Juni 2021, mencuat pertanyaan tentang kekuatan ikatan antara negara-negara Eropa.

Sejak itu, banyak yang bertanya-tanya apa arti pakta Australia-Inggris-Amerika Serikat. Sementara yang lain masih menerka-nerka makna di balik penarikan pasukan dari Afghanistan, sebagian lagi bertanya-tanya apakah Eropa harus melakukannya sendiri.

“Kita harus menganggap serius perbedaan kita lalu mengatasinya,” kata Stoltenberg, seperti dikutip dari defense.gov, Selasa (5/10/2021)

“Tetapi mereka tidak mengubah gambaran besar: pentingnya Eropa dan Amerika Utara, berdiri bersama di NATO. Faktanya, kebutuhan akan persatuan trans-Atlantik lebih besar hari ini daripada kapan pun sejak berakhirnya Perang Dingin. Karena kita berada pada momen penting bagi keamanan kita bersama, di mana kita menghadapi dunia yang lebih berbahaya dan lebih kompetitif.”

Menurutnya, Rusia agresif di luar negeri maupun di dalam negeri. China menggunakan kekuatan ekonomi dan militernya untuk mengendalikan rakyatnya sendiri, memaksa negara lain dan menegaskan kendali atas rantai pasokan global, infrastruktur penting, dan aset lainnya.

The North Atlantic Treaty Organization flag hangs alongside the flag of the Republic of Slovenia in the plenary room at NATO Military Committee Conference in Ljubljana, Slovenia, Sept. 13, 2019. (DOD photo by U.S. Navy Petty Officer 1st Class Dominique A. Pineiro)

Serangan dunia maya, ancaman teror yang terus-menerus, dan dampak keamanan dari perubahan iklim tidak mengenal batas. “Tidak seorang pun dari kita dapat menghadapi tantangan ini sendirian, tidak ada negara, betapapun besar, dan tidak ada benua, betapapun kayanya. Baik AS maupun Eropa tidak dapat menghadapi ini sendirian,” katanya.

NATO adalah 30 negara dengan 1 miliar orang. Aliansi ini memiliki setengah dari kekuatan ekonomi dan militer dunia. Dan, aliansi bekerja dengan mitra yang berpikiran sama, yang meningkatkan jangkauan dan efektivitasnya.

“Bersama-sama kita beradaptasi dengan dunia yang lebih tidak pasti,” katanya. “Faktanya, aliansi kami berada di tengah-tengah perubahan mendasar. Ini dimulai pada tahun 2014 sebagai tanggapan atas aneksasi ilegal Rusia atas Krimea.”

Aliansi mengalihkan upaya dan sumber daya dari operasi tempur besar di luar NATO untuk memperkuat pencegahan dan pertahanan di dalam negeri dan mempersiapkan dunia persaingan negara-ke-negara yang lebih besar.

“Semua negara sekutu telah meningkatkan belanja pertahanan, berinvestasi dalam kemampuan kelas atas dan meningkatkan kesiapan pasukan,” kata sekretaris jenderal.

“Kami pun meningkatkan kehadiran kami di darat, di laut dan di udara dan mengerahkan unit-unit tempur multinasional di bagian timur aliansi di kawasan Baltik, dan memperkuat pertahanan kami terhadap serangan siber dan hibrida.”

Tapi aliansi tidak bisa tetap statis. Juni lalu para pemimpin negara sepakat untuk memodernisasi kekuatan dan strategi dan memetakan arah aliansi selama beberapa dekade berikutnya.

“Seiring kami terus meningkatkan kesiapan militer kami untuk menanggapi ancaman dari segala arah, kami juga mempertajam keunggulan teknologi kami dengan meluncurkan akselerator inovasi pertahanan baru dan dana inovasi untuk mendukung industri, perusahaan rintisan, dan akademisi yang bekerja pada teknologi mutakhir,” terang Stoltenberg.

Mereka juga memperkuat pertahanan dunia maya serta meningkatkan ketahanan dalam infrastruktur kritis dan rantai pasokan. Itu semua untuk meminimalisasi potensi kerentanan.

“Kami terus berupaya mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan dengan memperdalam kerja sama kami dengan negara dan organisasi yang berpikiran sama, termasuk di Asia Pasifik.”

Salah satu perubahan tajam adalah penekanan pada efek keamanan yang akan ditimbulkan oleh perubahan iklim di dunia. “Untuk pertama kalinya dalam sejarah kami, kami menempatkan perubahan iklim dan keamanan sebagai inti dari agenda NATO,” cetusnya.

Perubahan iklim dinilai andil besar memicu dan melipatgandakan risiko konflik sekaligus mengancam keamanan dunia. Juga berdampak pada lingkungan tempat NATO beroperasi.

NATO pun memainkan perannya. Aliansi menyesuaikan instalasi dan peralatan perencanaan dengan cuaca yang lebih ekstrem. Mereka juga menetapkan metodologi pertama untuk memetakan misi militer di seluruh aliansi. “Sehingga kami dapat berkontribusi pada tujuan emisi nol bersih.”

“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada krisis berikutnya. Tetapi kami tahu bahwa apa pun yang terjadi, kami lebih aman ketika kami berdiri bersama,” pungkasnya. (issa/wan)

BERITA TERBARU

INFRAME

Warga Jatiwaringin Antusias Saat Wing Komando I Kopasgat Bagikan Jumat Berkah

Wing Komando I Kopasgat membagikan nasi box kepada masyarakat daerah Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jumat (26/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER