Jakarta, IDM – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan siap untuk diskusi mengenai prospek perjanjian damai dengan Armenia, usai mengklaim kembali wilayah Nagorno-Karabakh pada beberapa waktu lalu.
Dilansir dari AP, Senin (9/10), Aliyev mengatakan bahwa Perdana Menteri Georgia Irakli Garibashvili menawarkan diri untuk menjadi mediator antara Azerbaijan dan Armenia. Dengan tawaran tersebut, Aliyev berharap Armenia bersedia untuk menjalin perdamaian jangka panjang yang berkelanjutan.
“Georgia akan menjadi tuan rumah terbaik untuk pembicaraan perjanjian perdamaian prospektif,” kata Aliyev.
Baca Juga: Eskalasi Konflik Hamas-Israel: Ratusan Orang Meninggal dan Ribuan Lainnya Terluka
Aliyev pun berterima kasih atas upaya mediasi dari pemerintah Georgia, negara yang berbatasan dengan Armenia dan Azerbaijan. Menurutnya, pembicaraan damai akan berlangsung jika dilakukan secara jelas dan transparan dengan format tiga arah. Itu juga alasan Aliyev menolak pertemuan bilateral dengan Perdana Mentri Armenia Nikol Pashiyan pada beberapa waktu lalu.
“Beberapa negara dan beberapa organisasi internasional berupaya mendukung proses normalisasi hubungan Armenia dan Azerbaijan. Kami menyambut baik mediasi dan bantuan apa pun jika tidak sepihak dan bias,” ujarnya.
Baca Juga: Turki Luncurkan Serangan Udara ke Militan Kurdi di Suriah
Sebelumnya, Azerbaijan memulai operasi ‘anti-teroris’ terhadap markas militan di Nagorno-Karabakh pada akhir bulan lalu. Hal itu dilakukan sebagai upaya merebut kembali kendali atas wilayah tersebut, yang selama ini dikuasai oleh kelompok etnis Armenia.
Usai serangan itu, keduanya melakukan gencatan senjata selama 24 jam. Azerbaijan pun berjanji untuk menghormati hak-hak etnis Armenia. Namun, sebagian besar dari mereka memilih untuk meninggalkan wilayah itu karena khawatir dengan serangan lainnya. (bp)
