Jakarta, IDM – Korea Utara (Korut) mengklaim bahwa tentara Amerika Serikat (AS) yang ditahan akibat melanggar batas teritorial itu memang sengaja melakukan tindakannya untuk mencari perlindungan dan melarikan diri dari “tindakan rasisme” selama bertugas.
Dilansir dari KCNA, laman resmi pemerintah Korut, Rabu (16/8), tentara bernama Travis King itu disebut memang berencana melarikan diri ke Korut akibat mengalami penganiayaan dan diskriminasi rasial oleh sesama anggota militer AS.
Baca Juga:Â Kunjungi Rusia dan Belarusia, Cina Pererat Hubungan Pertahanan
“Selama penyelidikan, Travis King mengaku bahwa dia telah memutuskan untuk datang ke Korut karena dia memendam perasaan tidak enak terhadap penganiayaan yang tidak manusiawi dan diskriminasi rasial di dalam Angkatan Darat AS,” lapor KCNA.
Lebih lanjut, Korut menyebut King berupaya mencari perlindungan karena kecewa atas perilaku ketidaksetaraan di AS tersebut. Pernyataan itu pun menjadi konfirmasi publik pertama atas insiden penangkapan King sejak bulan lalu. Namun, tidak dijelaskan apakah King akan menghadapi tuntutan atau hukuman di Korut.
Baca Juga:Â Tidak Terpengaruh Konflik, Rusia akan Kirim Sistem Rudal S-400 ke India Tepat Waktu
“Dia juga menyatakan kesediaannya untuk mencari perlindungan di Korut atau negara ketiga, dengan mengatakan bahwa dia kecewa dengan perlakukan masyarakat Amerika yang tidak setara,” katanya.
Sementara, otoritas AS mengatakan tidak dapat memverifikasi klaim Korut tersebut. Sebab, pihaknya kesulitan menjalin komunikasi maupun bernegosiasi di bawah Pemerintahan Kim Jong Un yang sangat ketat. (bp)