Jakarta, IDM – Korea Utara (Korut) meresmikan ‘kapal selam tempur nuklir taktis’ pertamanya untuk ditugaskan berpatroli di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Peresmian itu disebut sebagai bukti kekuatan Angkatan Laut Korut yang semakin berkembang.
Dilansir dari KCNA, laman resmi media pemerintah Korut, Jumat (8/9), Presiden Korut Kim Jong Un meresmikan secara langsung peluncuran kapal selam itu yang diberi nama Hero Kim Kun Ok, seorang tokoh pahlawan nasional.
“Upacara peluncuran kapal selam yang pertama dari jenisnya, menandai dimulainya babak baru dalam memperkuat kekuatan angkatan laut untuk lebih mempertegas pencegahan nuklir baik secara kualitas maupun kuantitas,” lapor KCNA.
Dalam kesempatan itu, Kim menegaskan bahwa kapal selam itu akan menjadi sarana ofensif utama Angkatan Laut Korut. Sekaligus menunjukkan postur kekuatan industri pertahanan yang mandiri menghadapi berbagai ancaman keamanan.
Baca Juga: Presiden Rumania Klaim Rudal Rusia Jatuh Sangat Dekat Negaranya
“Hero Kim Kun Ok akan menjalankan misi tempurnya sebagai salah satu sarana ofensif bawah air utama Angkatan Laut Korut. Wujud perkembangan industri pertahanan mandiri untuk lebih memperkuat kekuatan nuklir,” kata Kim.
Sementara, beberapa analis mengatakan kapal tersebut tampaknya merupakan kapal selam kelas Romeo era Soviet yang dimodifikasi, yang diperoleh Korut dari Cina pada tahun 1970an serta mulai diproduksi di dalam negeri. Berdasarkan dari desainnya, kemungkinan besar kapal selam itu dipersenjatai dengan rudal balistik dan rudal jelajah.
Namun, menurut Vann Van Diepen, analis militer 38 North yang berbasis di Washington, armada baru itu tidak akan memberi banyak nilai tambah bagi kekuatan nuklir Korut yang lebih kuat di darat. Sebab, kemungkinan besar kapal selamnya tidak akan bertahan lama ketika perang.
“Ketika benda (kapal selam) ini dikerahkan di lapangan, ia akan menjadi sangat rentan terhadap perang anti-kapal selam sekutu,” Diepen melansir Reuters.
Baca Juga: Wapres AS: Dukungan Militer Korut ke Rusia Merupakan Kesalahan Besar
Senada, otoritas militer Korea Selatan (Korsel) menyebut kapal selam itu tampaknya belum siap untuk operasi normal, dan ada tanda-tanda Korut berusaha melebih-lebihkan kapabilitasnya.
Jepang pun turut mengecam peluncuran kapal selam Korut tersebut. Dimana pada dasarnya, program senjata nuklir dan rudal balistik Korut telah dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Aktivitas militer Korut menimbulkan ancaman yang lebih besar dan lebih berbahaya terhadap keamanan negara kita dibandingkan sebelumnya,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno. (bp)