Kamis, 2 Mei 2024

Drone Bayraktar Buatan Turki Perkuat Pertahanan Ukraina

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Invasi Rusia yang dilancarkan sejak 24 Februari 2022 masih berlangsung hingga kini.

Meski demikian, Ukraina tetap mempertahankan kota-kotanya dengan menggunakan pesawat tak berawak atau drone Bayraktar (TB2) buatan Turki guna menghadapi serangan balik yang dilancarkan Rusia.

Drone Bayraktar merupakan bom ringan dengan laser yang kerap unggul dalam konflik. Turki sendiri telah menjualnya ke lebih dari puluhan negara, seperti Azerbaijan, Libya, Maroko, dan Ethiopia.

Jack Watling dari Royal United Services Institute yang berbasis di London mengatakan, jika drone tersebut sukses melakukan serangan yang tak terduga pada tahap awal konflik Ukraina dengan Moskow, sebelum Rusia dapat mengatur pertahanan udara mereka di medan perang.

Ia menambahkan, TB2 seharusnya tidak membuat dampak yang besar karena mereka adalah pesawat dengan ketinggian sedang, serta terbang lambat dengan tanda elektromagnetik besar dan penampang radar besar.

“Medannya sangat terbuka dan memberikan jangkauan radar yang baik,” ujar Watling diktup dari Associated Press News, Senin (21/03/22).

Seiring waktu, ketika Rusia menjadi lebih terorganisir dan mendorong pertahanan udara mereka, Watling mengatakan kebebasan untuk menggunakan drone itu semakin berkurang.

“Jadi apa yang sekarang kita lihat adalah bahwa orang-orang Ukraina harus berhati-hati ketika mereka melakukannya” ujarnya.

Dalam pertemuan Parlemen pada 9 Maret lalu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace memuji drone, bersama dengan senjata lain yang disumbangkan ke Ukraina oleh Barat.

“Salah satu cara mereka memberikan dukungan udara jarak dekat atau tembakan sebenarnya secara mendalam adalah melalui UAV TB2 Turki, yang mengirimkan amunisi ke artileri mereka dan tentu saja jalur pasokan mereka, yang sangat penting untuk memperlambat atau memblokir kemajuan Rusia,” kata Wallace.

Drone juga telah mencetak kesuksesan di media sosial. Video udara mereka tentang penghancuran kendaraan lapis baja Rusia telah menjadi alat utama untuk perang informasi Ukraina.

Vasyl Bodnar, duta besar Ukraina untuk Turki, membagikan video serangan pesawat tak berawak di Twitter, termasuk video yang menunjukkan konvoi kendaraan militer Rusia yang hancur.

“Jadi selama mereka masih terbang, selama mereka masih bersenjata, mereka akan berguna. Mereka sebagian besar akan berguna untuk sisi propaganda. Video-video itu telah memikat orang karena Anda dapat melihat serangan udara dalam definisi tinggi,” kata Aaron Stein, direktur penelitian di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di AS.

Turki mulai menjual pesawat tak berawak TB2 ke Ukraina pada 2019. Kiev menggunakan drone tersebut dalam memerangi separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas timur.

Pejabat Turki telah menolak untuk mengungkapkan rincian penjualan drone ke Ukraina, termasuk berapa banyak yang terlibat dan apakah Kyiv sedang dipasok kembali. Turki menyebutkan jumlah TB2 di Ukraina antara 20 hingga 50.

Drone dengan harga masing-masing di bawah $2 juta menurut perkiraan diproduksi oleh perusahaan pertahanan Baykar, yang dimiliki oleh keluarga Selcuk Bayraktar, menantu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Bayraktar adalah kepala petugas teknis Baykar.

Drone TB2 telah membantu menyeimbangkan konflik di Libya, serta Azerbaijan dalam pertempuran dengan pasukan yang didukung Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh, yang disengketakan pada 2020.

Ankara juga telah menggunakan pesawat tak berawak melawan militan Kurdi di Turki, dan Irak utara serta melawan pejuang Kurdi di Suriah. Drone yang lebih murah seperti itu cenderung memiliki dampak yang bertahan lama pada peperangan sebagai alat gesekan yang berguna, serta mampu menarik perhatian jet musuh yang lebih mahal. (ADT)

BERITA TERBARU

INFRAME

Peringatan HUT ke-72 Kopassus

Upacara peringatan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berlangsung di Lapangan Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (30/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER